bisnis

DPR Ingatkan Garuda soal Risiko PMN Hilang Percuma: Dua Masalah Struktural Dinilai Paling Mendesak

Senin, 1 Desember 2025 | 21:30 WIB
Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDI Perjuangan, Darmadi Durianto sampaikan kritik terkait lemahnya pembenahan sistem di Garuda Indonesia. (YouTube/TVR Parlemen)

JAKARTA, suararembang.com – Kondisi keuangan PT Garuda Indonesia kembali mendapat sorotan tajam dari Komisi VI DPR dalam rapat bersama direksi pada Senin, 1 Desember 2025.

Anggota Komisi VI dari Fraksi PDI Perjuangan, Darmadi Durianto, menyampaikan kritik keras terkait efektivitas Penyertaan Modal Negara (PMN) dan lemahnya pembenahan sistem.

Baca Juga: Garuda Indonesia Siap Promosikan Wisata Jawa Tengah, Gubernur Luthfi: Ini Peluang Besar Dongkrak PAD

Darmadi menilai Garuda sudah bertahun-tahun menerima dana negara. Namun, perubahan struktural yang dijanjikan belum terlihat nyata.


Pria yang akrab disapa DD itu mengingatkan bahwa Garuda telah empat kali menerima tambahan modal, tetapi kondisi perusahaan tetap belum membaik.

“Apakah Bapak Ibu yang ada di sini Pak Dirut dan teman-temannya bisa menjamin bahwa perusahaan Garuda ini akan going concern dengan 23,67 triliun dan dalam 2-3 tahun tidak akan minta suntikan dana lagi dari pemerintah?” tanya Darmadi.

Ia menegaskan bahwa tanpa transformasi yang serius, PMN hanya akan menjadi pengulangan pola lama.

Darmadi bahkan menyebut dana negara berpotensi kembali lenyap bila manajemen tidak menjalankan strategi pembenahan dengan disiplin.

“Apa yang terjadi Pak ya kalau enggak dijalankan (turn around strategy)? Dana Rp23,67 triliun yang saya lihat ini hilang tanpa jejak, Pak, nanti seperti biasanya. Garuda itu sudah empat kali disuntik Pak berturut-turut enggak sembuh-sembuh,” ujarnya.

Utang Garuda Dinilai Masih Membebani

Dalam rapat itu, Darmadi menyoroti kondisi liabilities Garuda yang disebut masih sangat berat.

Ia menyebut total kewajiban perusahaan mencapai 8,288 miliar dolar AS atau setara Rp136 triliun.

“Total liabilities Bapak 8,288 miliar US itu Rp136 triliun kurang lebih, Pak ya. Ekuitas juga bertambah. Nah, bagaimana Bapak bisa going concern berarti Bapak harus menutup ekuitas yang negatif ini,” lanjutnya.

Ia mempertanyakan kemampuan Garuda bertahan bila ekuitas negatif tidak ditutup secara menyeluruh.

Prioritas Transformasi Dipersoalkan

Darmadi juga mengkritik susunan prioritas dalam 11 pilar transformasi yang disampaikan manajemen.

Halaman:

Tags

Terkini