JAKARTA, suararembang.com - Perum Bulog kembali menegaskan bahwa beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan kepada masyarakat masih aman dan layak untuk dikonsumsi.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, menjelaskan bahwa dari total Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 3,9 juta ton, ada sebagian kecil beras yang perlu menjalani proses perbaikan atau reproses.
Baca Juga: Mentan Klaim Harga Beras Turun di 32 Provinsi, Tetap Ingatkan Jangan Terlalu Rendah dari HET
Langkah ini bertujuan untuk menjaga kualitas beras agar tetap sesuai standar sebelum disalurkan.
“Dari total stok 3,9 juta ton beras yang dikuasai Bulog, sekitar 0,1 persen di antaranya mendapatkan prioritas untuk segera dilakukan reproses,” jelas Suyamto pada Jumat, 5 September 2025.
Upaya Reproses untuk Menjaga Kualitas
Menurut Suyamto, reproses menjadi bagian penting agar masyarakat yang menerima beras SPHP dapat memastikan kualitasnya tetap baik dan layak dikonsumsi.
Proses ini dilakukan dengan pengawasan ketat agar distribusi berjalan sesuai standar yang berlaku.
Sejalan dengan itu, Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal, juga menekankan bahwa pihaknya memiliki komitmen tinggi terhadap kualitas beras SPHP.
“Bulog memastikan seluruh beras yang disalurkan selalu melalui pemeriksaan yang ketat, baik kuantitas maupun kualitasnya,” ujarnya.
Uji Laboratorium Beras SPHP
Rizal menambahkan bahwa uji laboratorium dilakukan secara berkala untuk memantau kualitas beras.
Pemeriksaan terakhir dilaksanakan pada Agustus 2025 oleh dua lembaga independen, yaitu PT Saraswati Indo Genetech dan PT Sucifindo.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa beras yang disimpan Bulog masih memenuhi standar kualitas yang baik.
“Komitmen kami jelas, yaitu memastikan beras yang diterima masyarakat dalam kondisi layak konsumsi,” tegas Rizal.
Stok Beras Nasional dari Petani dan Impor
Selain itu, Bulog juga menjelaskan bahwa dari total stok 3,9 juta ton beras, sebanyak 2,95 juta ton berasal dari hasil panen petani dalam negeri.