ekonomi

Memahami Defisit APBN Rp321,6 Triliun hingga Agustus 2025 dan Kondisi Keseimbangan Primer

Selasa, 23 September 2025 | 05:00 WIB
Menkeu Purbaya melaporkan APBN 2025 mencatat defisit Rp321,6 triliun. (Instagram/pyudhisadewa)

JAKARTA, suararembang.com - Setelah resmi dilantik sebagai Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa untuk pertama kalinya melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi September 2025 di Jakarta, Senin 22 September 2025, Menkeu Purbaya melaporkan APBN 2025 mencatat defisit Rp321,6 triliun, setara dengan 1,35 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Baca Juga: Saat Pajak Rakyat Makin Berat, Ekonom Senior Minta Pemerintah Bongkar Skandal BLBI dan Stop Subsidi Rekap BCA dari APBN

"Defisit APBN Rp321,6 triliun atau 1,35 persen PDB,” kata Purbaya.

Defisit tersebut, kata Purbaya, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Agustus 2024, APBN tercatat defisit Rp153,4 triliun atau 0,69 persen dari PDB.

Bahkan, bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, defisit juga melebar dari Rp283,6 triliun per Juli 2025 yang setara dengan 0,84 persen dari PDB.

Baca Juga: Sempat Jadi Polemik, Momen Menkeu Purbaya Sindir Ekonom yang Ragukan Data Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,12 Persen dari BPS

Kondisi Masih dalam Batas Aman

Meski mencatat defisit, Purbaya menyebut kondisi fiskal masih dalam batas aman. Pemerintah telah menetapkan proyeksi defisit APBN 2025 sebesar Rp662 triliun atau sekitar 2,78 persen dari PDB.

Dengan capaian per Agustus 2025, realisasi defisit baru mencapai 52,2 persen dari target tahunan tersebut.

“Jadi kalau dilihat dari sini sih harusnya kan negatif keseimbangan primer sampai akhir tahun, indikasinya adalah masih ada belanja pemerintah yang musti dipercepat lagi supaya keseimbangan primernya sesuai dengan desain waktu kita buat anggaran tahun 2025,” jelas Purbaya.

Pendapatan Negara Turun Hampir di Semua Komponen

Dari sisi pendapatan negara, hingga Agustus 2025 terkumpul Rp1.638,7 triliun atau 57,2 persen dari proyeksi APBN tahun ini.

Angka tersebut terkoreksi 7,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.777,3 triliun.

Pendapatan dari perpajakan tercatat Rp1.330,4 triliun atau 55,7 persen dari outlook, turun 3,6 persen dibandingkan tahun lalu.

Dari jumlah tersebut, penerimaan pajak terkoreksi 5,1 persen menjadi Rp1.135,4 triliun atau 54,7 persen dari outlook.

Halaman:

Tags

Terkini