ekonomi

Memahami Defisit APBN Rp321,6 Triliun hingga Agustus 2025 dan Kondisi Keseimbangan Primer

Selasa, 23 September 2025 | 05:00 WIB
Menkeu Purbaya melaporkan APBN 2025 mencatat defisit Rp321,6 triliun. (Instagram/pyudhisadewa)

Namun, tren berbeda terlihat pada penerimaan kepabeanan dan cukai yang justru tumbuh 6,4 persen dengan realisasi Rp194,9 triliun atau 62,8 persen dari outlook.

Adapun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp306,8 triliun atau 64,3 persen dari outlook, tetapi turun tajam 20,1 persen secara tahunan.

Belanja Negara Tetap Tumbuh

Dari sisi belanja, realisasi hingga Agustus 2025 mencapai Rp1.960,3 triliun atau 55,6 persen dari pagu, naik 1,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.930,7 triliun.

Belanja pemerintah pusat tercatat Rp1.388,8 triliun atau 52,1 persen dari outlook, juga tumbuh 1,5 persen.

Jika dirinci, belanja kementerian/lembaga (K/L) turun 2,5 persen dengan realisasi Rp686 triliun atau 53,8 persen dari outlook.

Sebaliknya, belanja non-K/L naik 5,6 persen dengan realisasi Rp702,8 triliun atau 50,6 persen dari outlook.

Transfer ke daerah (TKD) mencapai Rp571,5 triliun atau 66,1 persen dari outlook, meningkat 1,7 persen dibandingkan tahun lalu.

Keseimbangan Primer Masih Surplus

Dengan perkembangan tersebut, APBN hingga Agustus 2025 masih mencatatkan surplus keseimbangan primer sebesar Rp22 triliun.

Surplus ini menunjukkan penerimaan negara masih mampu menutupi pengeluaran di luar pembayaran bunga utang.

“Defisit APBN Rp321,6 triliun atau 1,35 persen dari PDB. Keseimbangan primer masih Rp20,6 triliun,” kata Purbaya.***

Halaman:

Tags

Terkini