ekonomi

Menkeu Purbaya dan Jalan Koboi Menuju Target Sumitronomics: Dilema Ambisi Pertumbuhan dengan Risiko Gejolak Pasar Global

Selasa, 23 September 2025 | 22:00 WIB
Menkeu RI, Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan terkait target Sumitronomics lewat kebijakan fiskal dan pengelolaan APBN 2026. (Dok. Kemenkeu)

Selain itu, Menkeu Purbaya memastikan pemerintah ingin mengoptimalkan Danantara sebagai kendaraan investasi strategis agar Indonesia lebih kuat di rantai pasok global.

"Danantara diperkuat perannya untuk akselerasi investasi di sektor-sektor produktif dan bernilai tambah tinggi dan memperkuat posisi Indonesia di global value chain," ungkapnya.

Jalan Koboi Purbaya: Likuiditas dan Deregulasi

Kebijakan Purbaya disebut “koboi” karena berani mengambil langkah tak lazim. Salah satunya dengan mengalihkan Rp200 triliun dana pemerintah dari Bank Indonesia ke bank himpunan milik negara (Himbara).

Tujuannya sederhana, yakni memperbesar likuiditas agar kredit usaha meningkat, konsumsi naik, dan investasi berjalan.

Tak berhenti di situ, pemerintah juga menyiapkan deregulasi untuk mempercepat izin usaha dan membentuk satgas khusus guna memantau proyek strategis.

Dengan cara ini, Purbaya berharap hambatan birokrasi bisa dipangkas dan iklim investasi lebih kondusif.

"Saat ini akan dibentuk satgas percepatan program strategis pemerintah yang akan monitor evaluasi dan melakukan debottlenecking koordinasi lintas sektor," tegas sang Menkeu baru RI.

DPR: Gaya Koboi Purbaya Longgarkan Ketatnya Pasar

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah menyebut gaya koboi Purbaya justru bisa melonggarkan pengetatan pasar keuangan.

Said menyebutkan, keputusan Purbaya dalam menetapkan imbal hasil SBN tenor 10 tahun di kisaran 6,9 persen merupakan sinyal moderat yang memberi ruang gerak bagi ekonomi.

“Kita yakin gaya koboi Menteri Keuangan kita bisa melonggarkan kebijakan uang ketat,” kata Said.

Meski optimisme muncul, kritik tetap ada. Langkah-langkah cepat memang membawa dampak psikologis positif, tetapi belum tentu berkelanjutan.

Risiko inflasi, fluktuasi kurs, dan gejolak pasar global bisa sewaktu-waktu menguji ketahanan kebijakan fiskal era Menkeu Purbaya.

Hingga kini, target pertumbuhan 8 persen muncul ke permukaan sebagai ambisi besar pemerintah melalui kebijakan yang salah satunya berada di tangan Menkeu Purbaya.

Pemerintah juga berharap melalui target Sumitronomics itu mampu menjadi jawaban bagi RI untuk melompat dari negara berkembang menuju negara maju di masa mendatang.

Pada akhirnya, publik menanti gebrakan lanjutan dari Menkeu Purbaya untuk sanggup menjaga keseimbangan antara ambisi pertumbuhan dan stabilitas ekonomi di tengah badai gejolak pasar global.***

Halaman:

Tags

Terkini