REMBANG, suararembang.com - Puskesmas Sarang 2 di Kabupaten Rembang menghadapi dua tantangan besar: krisis air bersih dan ancaman abrasi.
Masalah ini tidak hanya mengganggu operasional, tetapi juga berisiko pada keselamatan infrastruktur puskesmas.
Kepala Puskesmas Sarang 2, Hafidlotul Muawanah, mengungkapkan bahwa suplai air tawar masih menjadi kendala utama.
Saat ini, pemasangan jaringan PDAM belum dapat direalisasikan karena keterbatasan anggaran.
"Untuk instalasi PDAM, dibutuhkan biaya sekitar Rp 20-30 juta, sementara anggaran kami belum mencukupi. Pasien juga banyak mengeluhkan air yang tersedia karena rasanya asin," ujarnya.
Tak hanya itu, kandungan garam yang tinggi dalam air mempercepat kerusakan pompa di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Dalam lima bulan terakhir, pompa rusak tiga kali meski sudah diganti.
"Pompa sudah diganti beberapa kali, tapi tetap rusak. Kami sangat membutuhkan suplai air tawar dari PDAM," tambahnya.
Selain kekurangan air, abrasi di pesisir Kecamatan Sarang semakin mengkhawatirkan.
Gelombang laut mengikis bagian belakang puskesmas, termasuk area pipa IPAL.
"Kami butuh pemecah gelombang karena pipa paralon IPAL juga berada di situ. Risiko kerusakan sangat tinggi, bahkan bagian belakang bangunan sudah ambrol," jelasnya.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Rembang, Fahrudin, menyatakan bahwa pemerintah daerah akan membantu menjembatani kerja sama antara puskesmas dan PDAM.
Namun, puskesmas diminta mengalokasikan anggaran operasionalnya untuk pemasangan jaringan air.
"Puskesmas dan rumah sakit membuat rencana bisnis anggaran untuk mengelola pendapatannya sendiri. Saya yakin biaya operasional masuk dalam rencana bisnis anggaran. Dari sana bisa disisihkan Rp 30 juta, nanti saya bantu sampaikan ke PDAM agar segera ditangani," ujarnya.