Minggu, 21 Desember 2025

Layanan HIV/AIDS di Rembang Dipastikan Optimal: Obat ARV Aman, Stigma Negatif Mulai Memudar

Photo Author
- Selasa, 2 Desember 2025 | 13:00 WIB
Pemkab Rembang jamin layanan HIV/AIDS optimal, termasuk ARV dan viral load. Stigma negatif mulai menurun berkat edukasi berkelanjutan
Pemkab Rembang jamin layanan HIV/AIDS optimal, termasuk ARV dan viral load. Stigma negatif mulai menurun berkat edukasi berkelanjutan

REMBANG, suararembang.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rembang memastikan bahwa layanan penanganan HIV/AIDS di wilayah setempat berjalan optimal.

Layanan ini mencakup pemeriksaan viral load, ketersediaan obat antiretroviral (ARV), hingga layanan konseling.

Baca Juga: Peringatan! Kasus Baru HIV di Rembang Capai 131 Orang, Pemkab Perkuat Deteksi Dini

Ketersediaan pengobatan yang berkesinambungan adalah aspek paling krusial. Terapi ARV yang teratur dapat menekan risiko infeksi oportunistik dan penurunan kesehatan pasien.

“Untuk obat ARV, Alhamdulillah tersedia semua di Rembang,” ucap Martha Gusmanthika, Epidemiolog Kesehatan Muda Dinkes Rembang.

Kunci Penekanan Penularan: Viral Load

Pemeriksaan viral load merupakan parameter penting untuk menilai efektivitas terapi ARV. Layanan pemeriksaan viral load kini tersedia di dua fasilitas kesehatan. Fasilitas tersebut adalah RSUD dr. R. Soetrasno Rembang dan Puskesmas Kragan 2.

Baca Juga: Hari AIDS Sedunia 2025: Jumlah Kasus HIV/AIDS di Rembang Menurun Tipis, Namun 5 Kecamatan Ini Alami Lonjakan Kasus Baru!

Menurut Martha, pemeriksaan viral load dan kepatuhan minum ARV menjadi kunci utama menekan penularan.

Pemeriksaan viral load dilakukan pada enam bulan setelah pasien memulai ARV. Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan pada bulan ke-12. Bagi ODHIV yang sudah lama terapi, pemeriksaan dilakukan setahun sekali.

“Kalau pasien patuh minum ARV dengan adhesi di atas 90 persen, virusnya biasanya tersupresi,” jelas Martha. Ia menambahkan, jika viral load di bawah 40 kopi per mililiter, mesin tidak akan mendeteksi. “Itu artinya tidak menularkan,” tegasnya.

Peran Konseling dan Edukasi Aktif

Dinkes Rembang juga memperkuat layanan konseling bagi ODHIV. Konseling juga diberikan kepada kelompok masyarakat berisiko.

Setiap puskesmas dan rumah sakit telah memiliki tenaga konselor. Tenaga konselor ini terdiri dari dokter, bidan, dan perawat.

Layanan konseling tidak hanya diberikan saat pemeriksaan. Konseling juga dilakukan melalui edukasi di sekolah dan kegiatan posyandu. Penguatan informasi di tingkat masyarakat juga menjadi fokus.

“Untuk konseling ini kita memiliki konselor di setiap puskesmas termasuk di rumah sakit,” terangnya.

Halaman:

Editor: R. Heryanto

Sumber: rembangkab.go.id

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X