REMBANG, suararembang.com – Upaya penguatan layanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Rembang menunjukkan hasil positif sepanjang tahun 2025.
Angka kematian bayi dan balita tercatat mengalami penurunan signifikan dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Baca Juga: Capaian Kesehatan 2025: Angka Kematian Ibu di Rembang Turun Drastis, Berpotensi Rekor Terendah
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang mencatat, hingga pertengahan Desember 2025 terdapat 94 kasus kematian bayi, turun dari 125 kasus pada 2024 dan 124 kasus pada 2023.
Kabar baiknya, sepanjang Desember 2025 tidak tercatat satu pun kasus kematian bayi, menjadi indikator meningkatnya efektivitas pengawasan dan pelayanan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr. Ali Syofi’i, mengungkapkan bahwa tingginya angka kematian bayi di awal tahun menjadi bahan evaluasi serius.
“Januari ada 15 kematian, Februari 14. Angka tinggi itu terjadi di awal tahun. Setelah itu kami merapatkan diri, tiada hari tanpa TELPONI,” ungkapnya.
Program Temokno, Laporno, Openi (TELPONI) kemudian digencarkan melalui komunikasi intensif antar tenaga kesehatan, khususnya bidan desa, untuk memantau kondisi ibu hamil, ibu nifas, dan bayi secara berkelanjutan.
Sementara itu, angka kematian balita hingga pertengahan Desember 2025 tercatat 118 kasus, menurun dibandingkan 145 kasus pada 2023 dan 142 kasus pada 2024.
Penurunan tersebut turut dipengaruhi oleh keberhasilan menekan angka kematian bayi serta meningkatnya perhatian keluarga terhadap kesehatan anak, terutama pascapandemi COVID-19.
“Perhatian keluarga ke anak lebih besar, mobilitas juga berkurang, sehingga penularan penyakit bisa ditekan,” pungkas dr. Ali.
***
Artikel Terkait
Capaian Kesehatan 2025: Angka Kematian Ibu di Rembang Turun Drastis, Berpotensi Rekor Terendah