REMBANG, suaarembang.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rembang terus memperkuat upaya deteksi dini HIV. Hingga Oktober 2025, total 131 kasus baru Orang dengan HIV (ODHIV) berhasil ditemukan. P
enemuan ini dilakukan melalui layanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit.
Dari 131 kasus baru tersebut, sebanyak 81 orang teridentifikasi sebagai kasus HIV. Sementara itu, 50 orang sudah teridentifikasi dalam stadium AIDS.
Tren Penemuan Kasus dan Skrining Optimal
Epidemiolog Kesehatan Muda Dinkes Rembang, Martha Gusmanthika, menyampaikan bahwa jumlah temuan kasus baru pada 2025 relatif stabil. Sebagai perbandingan, pada tahun 2024, tercatat 139 kasus dalam satu tahun penuh.
Martha menilai tren angka yang stabil ini menunjukkan mekanisme surveilans dan skrining di fasilitas layanan kesehatan berjalan semakin optimal.
Baca Juga: Kasus HIV di Rembang Capai 65 hingga Mei 2025, Dinkes Gencarkan Layanan Mobile Clinic
“Temuan kasus baru di tahun ini dikarenakan surveilen di puskesmas dan rumah sakit sudah jalan,” kata Martha. “Jadi semua yang berisiko kita screening untuk temuan lebih dini,” imbuhnya. Ia menyebut, sekitar 60 persen dari temuan kasus tersebut adalah laki-laki.
Peningkatan temuan kasus setiap tahun tidak selalu berarti kenaikan penularan. Namun, ini juga menunjukkan keberhasilan deteksi dini yang dilakukan pemerintah daerah.
Dengan akses pemeriksaan yang semakin mudah, kasus baru dapat ditemukan lebih cepat. Hal ini akan meningkatkan peluang keberhasilan terapi bagi penderita.
Wilayah Penyumbang Kasus dan Kelompok Usia Dominan
Sejumlah wilayah tercatat sebagai penyumbang temuan kasus tertinggi di Rembang. Wilayah tersebut antara lain Kecamatan Rembang, Kaliori, Sarang, Pamotan, dan Kragan.
Dari sisi demografi, kasus baru HIV/AIDS pada tahun 2025 didominasi oleh kelompok usia 50 tahun ke atas. Kelompok usia ini disusul oleh kelompok usia 35–39 tahun.
Data Kumulatif Sejak Tahun 2004
Secara kumulatif, total ODHIV di Kabupaten Rembang mencapai 1.514 orang. Angka ini dihitung sejak kasus HIV pertama ditemukan pada tahun 2004 hingga Oktober 2025.
Dari jumlah kumulatif tersebut, sekitar 500 orang masih menjalani pengobatan aktif. Mereka mendapatkan layanan di berbagai fasilitas kesehatan di Rembang.