Manfaat
Albers mengungkap tiga manfaat yang lahir dari kecenderungan seseorang yang 'JOMO' dalam menjalani kehidupannya:
- Meningkatkan sisi produktivitas dan fokus dalam kegiatan sehari-hari
- Meningkatkan keterlibatan emosional dalam menjalin hubungan sosial di lingkungan sekitar
- Meningkatkan kesejahteraan emosional dan kesehatan fisik dalam menjalani aktivitas sehari-hari
Sisi Buruk
Meskipun terdapat manfaat yang baik bagi seseorang yang berperilaku JOMO, adapun sisi buruk dari JOMO.
Menurut Albers, JOMO juga dapat membuat seseorang takut untuk keluar dari zona nyaman dan menjelajahi hal-hal baru.
"Jika ada sisi buruk dari JOMO, itu adalah tentang motivasi seseorang untuk keluar dari zona nyaman dan menjelajahi hal-hal baru," tutur Albers.
Psikolog itu juga menyebut melihat apa yang dilakukan orang lain sebagaimana seseorang yang berperilaku FOMO, akan memberikan ide-ide baru yang tidak terpikirkan sebelumnya.
"Melihat apa yang dilakukan orang lain dapat memberikan seseorang ide baru yang tak pernah terpikirkan sebelumnya," tandasnya.
Berkaca dari hal itu, seseorang yang ingin membiasakan diri berprilaku JOMO juga tidak mesti 100 persen.
Albers menyarankan untuk memberikan porsi JOMO yang sesuai dengan kepribadian seseorang introvert maupun ekstrovert. Berikut ini sederet cara bagi seseorang yang ingin mengubah kebiasaan FOMO menjadi JOMO:
Biasakan Waktu Tanpa Gadget
Albers menyebut perilaku membatasi media sosial memungkinkan seseorang untuk memberikan waktu lebih untuk diri sendiri.
"Membatasi media sosial dapat membuat seseorang bisa memilih menggunakan waktu untuk diri sendiri maupun untuk orang lain," terang sang psikolog.
Selain itu, kebiasaan ini akan membuat seseorang menyadari betapa banyak perilaku FOMO yang selama ini telah dilakukan tanpa disadari.
"Saat berhenti menggunakan (media sosial), seseorang akan menyadari bahwa FOMO-nya telah berkurang dan memberi kesempatan untuk fokus melakukan aktivitas yang meningkatkan kepuasan tersendiri," tegas Albers.
Berani Mengatakan Tidak
Ajakan orang lain menjadi tantangan tersendiri bagi seseorang yang sedang membiasakan diri untuk memberi batasan terhadap media sosial.