suararembang.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang gencar mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi kekeringan yang sering terjadi di wilayahnya.
Pembangunan cek dam disebut sebagai alternatif yang efektif dibandingkan bantuan air bersih sementara.
BPBD Rembang telah lama berupaya mengatasi kekeringan di Kabupaten Rembang. Selama ini, bantuan air bersih melalui droping hanya menjadi solusi sementara.
Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Rembang, Puji Widodo, menyatakan bahwa pembangunan cek dam bisa menjadi solusi lebih permanen.
"Cek dam adalah bangunan sederhana yang dapat mengendalikan sedimen dan menampung air. Dengan begitu, air yang tertampung saat musim hujan bisa dimanfaatkan saat kemarau tiba," ujar Puji.
Beberapa desa di Kabupaten Rembang telah merasakan manfaat dari pembangunan cek dam. Desa Pranti di Kecamatan Sulang, misalnya, kini dapat bertahan lebih lama tanpa bantuan air bersih dari BPBD.
“Pranti yang dulu mulai Juni sudah kekeringan, saat ini baru mengajukan droping air pada bulan September. Itu hasil dari cek dam, yang berdampak pada dua desa, yakni Desa Pranti dan Bogorame karena [sungainya] satu jalur,” jelas Puji.
Puji juga menegaskan bahwa pembangunan cek dam di sungai-sungai lain yang mengalir ke desa-desa dapat mengurangi jumlah desa terdampak kekeringan setiap tahun. Saat ini, sebanyak 66 desa di Kabupaten Rembang terdampak kekeringan pada musim kemarau.
“Menurut saya, ini adalah solusi yang bagus. Karena sekarang sumber air tanah permukaan semakin berkurang,” tambahnya.
Puji berharap dengan pembangunan cek dam di berbagai lokasi strategis, permasalahan kekeringan yang selama ini menjadi kendala bagi masyarakat Rembang bisa teratasi. Cek dam berpotensi menjadi salah satu solusi jangka panjang dalam pengelolaan air di daerah rawan kekeringan.