Minggu, 21 Desember 2025

Ancaman Abrasi di Pesisir Rembang Makin Parah, Warga Diminta Waspada

Photo Author
- Selasa, 11 Februari 2025 | 13:18 WIB
Salah satu pemilik warung di Pantai Caruban, Ika Riskawati merogoh kocek pribadi untuk membuat tanggul pelindung abrasi
Salah satu pemilik warung di Pantai Caruban, Ika Riskawati merogoh kocek pribadi untuk membuat tanggul pelindung abrasi

suararembang.com - Bencana abrasi mulai mengancam pesisir Kabupaten Rembang sejak awal 2025. Pantai Caruban di Desa Gedongmulyo, Kecamatan Lasem, menjadi salah satu lokasi yang mengalami dampak parah.  Selain itu, abrasi juga terjadi di pesisir Kecamatan Kragan dan Sluke.

Di Pantai Caruban, abrasi telah merusak fasilitas umum seperti gazebo dan sebagian akses jalan. Area bersantai milik warung-warung di tepi pantai pun ikut tergerus gelombang laut.

Baca Juga: Pemkab Rembang Siap Tangani Abrasi Pantai, Proyek Dimulai Pertengahan 2025

Upaya Warga Mengatasi Abrasi

Menghadapi kondisi ini, pemilik warung di sekitar Pantai Caruban berinisiatif melakukan penanganan sementara. Mereka membuat tanggul dari bambu dan karung pasir untuk mencegah abrasi semakin meluas.

Salah satu pemilik warung, Ika Riskawati, mengaku harus merogoh kocek pribadi untuk membuat tanggul pelindung. "Semua pemilik warung ini memperbaiki sendiri. Biayanya ada yang Rp 3 juta, ada yang Rp 7 juta. Setiap tahun perbaikannya dilakukan secara pribadi," ujar Ika, Selasa (11/2).

Wisata Pantai Caruban Terancam

Turiono, Humas Bumdes Bhakti Mulyo Desa Gedongmulyo, menyebut abrasi tahun ini lebih parah dibanding tahun sebelumnya. Fenomena ini tidak hanya mengikis daratan, tetapi juga berdampak pada penurunan jumlah wisatawan.

“Biasanya abrasi terjadi di musim kemarau, tapi kali ini saat musim hujan sudah separah ini. Wisatawan turun drastis karena pemandangan kurang menarik dan banyak pohon cemara tumbang,” jelasnya.

Dalam tiga tahun terakhir, Pantai Caruban kehilangan sekitar 10 meter daratan akibat abrasi. Beberapa wahana wisata seperti gazebo, ayunan, dan permainan anak-anak kini sudah hilang.

Tanggapan BPBD dan Rencana Penanganan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang telah memberikan bantuan logistik berupa sembako kepada warga terdampak. Selain itu, mereka juga melakukan kajian dampak abrasi.

Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Rembang, Puji Widodo, menyatakan bahwa penanganan permanen sudah diusulkan ke BBWS Pemali Juana. Rencana ini masih menunggu keputusan pemerintah pusat terkait efisiensi anggaran.

“Saat ini sudah ada sedikit penanganan dari balai besar yang berwenang. Namun, apakah nanti terdampak efisiensi anggaran dari instruksi Presiden atau tidak, kami belum bisa menjelaskan,” ungkap Puji.

Imbauan untuk Masyarakat Pesisir

Untuk sementara, BPBD Rembang mengimbau warga pesisir agar meningkatkan kewaspadaan. Berdasarkan prediksi BMKG, gelombang tinggi masih akan terjadi di perairan Pantai Utara Rembang dalam tiga hari ke depan.

“Kami berharap warga selalu memperhatikan kondisi cuaca ekstrem, terutama gelombang tinggi yang dapat berdampak lebih luas,” tutupnya. **

Editor: R. Heryanto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X