JAKARTA, suararembang.com - Setelah terungkapnya skandal korupsi besar di tubuh Pertamina, Dr. Arya Wedakarna, anggota DPD RI, mengumumkan bahwa dua perusahaan energi asing, Shell dan BP, akan segera memasuki pasar Bali.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan persaingan dan memberikan alternatif bagi masyarakat Bali dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar.
Dalam pernyataan resminya, Arya Wedakarna menyatakan, "Hari ini AWK sudah berkomunikasi dengan pusat, intinya dua SPBU asing yakni Shell dan BP akan diizinkan masuk Bali."
Pernyataan ini muncul setelah terungkapnya kasus korupsi di Pertamina yang melibatkan tujuh individu, termasuk CEO Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, dan CEO Pertamina International Shipping, Yoki Firnandi.
Kasus ini diduga merugikan negara sebesar Rp193,7 triliun (sekitar US$12 miliar).
Skandal tersebut memicu kemarahan publik, terutama di Bali, di mana masyarakat merasa dikhianati oleh praktik korupsi yang merugikan negara dan konsumen.
Dalam konteks ini, kehadiran SPBU asing seperti Shell dan BP dianggap sebagai solusi untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam penyediaan bahan bakar.
Selain itu, Arya Wedakarna mengajak pengusaha lokal untuk mempersiapkan izin usaha terkait kehadiran SPBU asing ini.
Hal ini bertujuan agar pengusaha lokal dapat berpartisipasi aktif dan mendapatkan manfaat ekonomi dari perubahan ini.
Dengan demikian, diharapkan terjadi sinergi antara investor asing dan pelaku usaha lokal dalam membangun sektor energi yang lebih kompetitif di Bali.
Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk membuka pasar dan meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen.
Persaingan yang sehat antara SPBU lokal dan asing diharapkan dapat mendorong peningkatan standar pelayanan, harga yang lebih kompetitif, dan ketersediaan bahan bakar yang lebih baik bagi masyarakat.
***
Artikel Terkait
Benarkah BP Dukung Zionis? Fakta Mengejutkan di Balik Pasokan Minyak ke Israel!