BANDUNG, suararembang.com - Program kontroversial tentang siswa nakal masuk barak TNI di Jawa Barat tengah menjadi perbincangan hangat.
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, dinilai menerapkan langkah tak biasa untuk menangani pelanggaran disiplin di sekolah.
Baca Juga: Ahmad Luthfi Tolak Program Barak Militer untuk Anak Nakal: Pilih Jalur Hukum dan Keluarga
Sejak viral di media sosial, kebijakan ini memancing pro dan kontra. Sebagian masyarakat mempertanyakan apakah program tersebut melanggar prinsip perlindungan anak.
Menanggapi isu ini, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, akhirnya turun langsung.
Ia mengunjungi siswa yang mengikuti Pendidikan Karakter Panca Waluya di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Bandung Barat.
Baca Juga: Kontroversi Program Siswa Nakal Masuk Barak TNI: Solusi atau Kebijakan Tak Jelas?
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Gubernur Dedi Mulyadi untuk memperkuat karakter siswa bermasalah.
Dalam kunjungan itu, Kak Seto memberikan pandangannya soal siswa nakal masuk barak TNI.
"Sering banyak orang salah sangka, meski ada unsur pendidikan oleh militer, tapi tetap menggunakan bahasa anak dan memenuhi hak-hak anak," ujar Kak Seto.
Baca Juga: Anak Nakal Dikirim ke Barak Militer, Orang Tua Ungkap Alasan Mengharukan ke Dedi Mulyadi
Menurut Kak Seto, pendekatan yang dilakukan tetap memperhatikan prinsip perlindungan anak. Para siswa mendapat hak mereka untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Ia menambahkan bahwa siswa tetap dipantau kesehatannya, baik fisik maupun psikologis. Suara anak juga didengar, dan proses pendidikan dilakukan secara mendidik, bukan menghukum.
Pendidikan karakter menurut Kak Seto bisa menjadi solusi positif jika dikawal dengan baik. Terlebih, tujuan utamanya adalah membentuk sikap dan perilaku generasi muda agar lebih baik.
Artikel Terkait
Ahmad Luthfi Tolak Program Barak Militer untuk Anak Nakal: Pilih Jalur Hukum dan Keluarga