Senin, 22 Desember 2025

Angka Perceraian di Rembang Tembus 13 Ribu! Kecamatan Ini Paling Banyak Kasusnya

Photo Author
- Minggu, 13 Juli 2025 | 19:35 WIB
Angka perceraian di Rembang capai 13 ribu jiwa. Rembang Kota tertinggi, Pancur terendah. Lihat daftar lengkapnya di sini.
Angka perceraian di Rembang capai 13 ribu jiwa. Rembang Kota tertinggi, Pancur terendah. Lihat daftar lengkapnya di sini.

REMBANG, suararembang.com - Fenomena perceraian di Kabupaten Rembang semakin mencolok.

Data dari DKB Semester II Tahun 2024 mencatat bahwa sebanyak 13.021 penduduk berstatus cerai hidup, atau dapat disebut sebagai kasus perceraian aktif, di mana pasangan masih hidup namun sudah berpisah secara hukum maupun sosial.

Baca Juga: Kini Resmi Pisah, Paula Verhoeven Ungkap Sempat Mempertahankan Pernikahan dengan Baim Wong: Saya Nggak Mau Cerai

Jumlah ini setara dengan 2% dari total penduduk Rembang yang mencapai 665.501 jiwa. Fakta ini menunjukkan bahwa angka perceraian masih menjadi tantangan besar dalam ketahanan keluarga di berbagai wilayah.

Kecamatan Rembang Catat Perceraian Tertinggi, Pancur Terendah

Dari 14 kecamatan di Rembang, Kecamatan Rembang menjadi wilayah dengan jumlah perceraian tertinggi yaitu 2.042 kasus. Ini setara dengan 2,2% dari jumlah penduduk kecamatan tersebut.

Di sisi lain, Kecamatan Pancur mencatat angka perceraian paling rendah yakni 495 kasus dari total 31.976 jiwa, atau hanya sekitar 1,5%.

Baca Juga: Asri Welas Menangis Usai Sidang Cerai dengan Galiech Raharja: Jangan Ditiru Ya!

Berikut urutan data angka perceraian berdasarkan persentase tertinggi ke terendah di Kabupaten Rembang Semester II Tahun 2024:

No Kecamatan Angka Perceraian Persentase (%)
1 Gunem 635 2,5%
2 Rembang 2.042 2,2%
3 Lasem 1.195 2,2%
4 Bulu 650 2,2%
5 Sulang 862 2,1%
6 Sale 813 2,0%
7 Sluke 631 2,0%
8 Pamotan 976 1,9%
9 Kaliori 829 1,9%
10 Kragan 1.212 1,8%
11 Sarang 1.173 1,8%
12 Sumber 698 1,8%
13 Pancur 495 1,5%
14 Sedan 810 1,4%

Mengapa Ini Penting?

Angka perceraian tinggi dapat memengaruhi struktur keluarga, kondisi anak, hingga stabilitas sosial.

Di banyak kasus, perceraian terjadi akibat konflik rumah tangga, faktor ekonomi, hingga tekanan sosial dan budaya.

Wilayah seperti Rembang, Kragan, dan Sarang menunjukkan angka perceraian cukup tinggi.

Sedangkan Pancur dan Sedan lebih rendah, yang patut dikaji lebih dalam apakah karena budaya lokal, akses layanan hukum, atau faktor lainnya.

Solusi dan Harapan

Pemerintah daerah dan lembaga sosial diharapkan lebih aktif dalam pendampingan keluarga, seperti konseling pranikah, mediasi rumah tangga, dan edukasi keuangan keluarga.

Langkah ini penting untuk menekan angka perceraian dan menjaga keharmonisan sosial.

Halaman:

Editor: R. Heryanto

Sumber: DKB Semester II Tahun 2024

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jadwal Bioskop Pati Hari Ini, Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:02 WIB
X