Senin, 22 Desember 2025

Sorotan Subsidi LPG 3 Kg: DPR Kritik Purbaya, Bahlil Singgung Perbedaan Hitungan

Photo Author
- Sabtu, 4 Oktober 2025 | 17:00 WIB
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa kini diingatkan oleh Ketua Komisi XI DPR RI, Muhammad Misbakhun agar berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan terkait subsidi l LPG 3 kilogram. (Instagram/pyudhisadewa)
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa kini diingatkan oleh Ketua Komisi XI DPR RI, Muhammad Misbakhun agar berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan terkait subsidi l LPG 3 kilogram. (Instagram/pyudhisadewa)

JAKARTA, suararembang.com - Perbedaan pandangan antara Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dengan Menteri ESDM Bahlil Lahadia soal harga tabung gas LPG 3kg menjadi sorotan akhir-akhir ini.

Menkeu Purbaya sebelumnya menyebut harga asli satu tabung LPG 3 kg mencapai Rp42.750 sehingga pemerintah menanggung subsidi Rp30.000 dan masyarakat hanya membayar Rp12.750.

Baca Juga: Bahlil Tanggapi Laporan Harga LPG 3 Kg dari Purbaya ke DPR, Blak-blakan Sebut Menkeu Baru Butuh Penyesuaian

Pernyataan itu pun menuai kritik dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang menyebut menteri keuangan salah membaca data.

Terkini, Ketua Komisi XI DPR RI, Muhammad Misbakhun, mengingatkan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa agar berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan terkait subsidi energi, khususnya LPG 3 kilogram.

Menurutnya, pernyataan di luar kewenangan justru berpotensi menimbulkan polemik dan mengganggu koordinasi antarkementerian.

Fokus pada Tata Kelola Subsidi

Misbakhun menegaskan, tugas utama seorang Menkeu adalah memastikan pembayaran subsidi berjalan tepat waktu, transparan, dan akuntabel dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Peraturan perundang-undangan sudah jelas membagi kewenangan itu. Jadi, pernyataan Menkeu yang keluar dari ranahnya justru berpotensi menimbulkan gangguan koordinasi antarkementerian,” kata Misbakhun dalam keterangan tertulis pada Jumat 3 Oktober 2025.

Politikus Partai Golkar itu meminta Menkeu fokus memperbaiki tata kelola realisasi subsidi yang selama ini kerap terlambat.

Kondisi tersebut, menurutnya, tidak hanya membebani arus kas negara, tetapi juga bisa mengganggu pelayanan publik.

“Realisasi pembayarannya kerap terlambat, membebani arus kas, bahkan berpotensi mengganggu pelayanan publik. Ini yang seharusnya segera diperbaiki Menteri Keuangan,” ujar Misbakhun.

Kewenangan Teknis Ada di Kementerian Lain

Misbakhun menjelaskan, urusan teknis seperti penentuan harga maupun distribusi subsidi merupakan ranah kementerian teknis, yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Kementerian Sosial.

Inti dari pemberian subsidi, lanjutnya, adalah untuk menjaga daya beli masyarakat miskin sekaligus memastikan akses energi yang terjangkau bagi kelompok rentan.

Oleh karena itu, koordinasi antarkementerian menjadi hal penting yang tidak boleh terhambat oleh perbedaan pendapat.

Halaman:

Editor: R. Heryanto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jadwal Bioskop Pati Hari Ini, Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:02 WIB
X