ACEH TAMIANG, suararembang.com - Di bawah tenda pengungsian yang sempit dan panas, masa kecil anak-anak korban banjir di Aceh kini berubah menjadi ruang penuh ketabahan.
Sudah tiga minggu lebih mereka meninggalkan kehangatan rumah yang kini hancur rata dengan tanah akibat terjangan banjir bandang.
Melalui unggahan akun TikTok @Ikramafro pada Sabtu, 20 Desember 2025, terekam percakapan yang menyentuh hati dengan anak-anak yang kini harus menggantungkan hidup di posko darurat.
Tidak ada keceriaan bermain, yang ada hanyalah ingatan tentang rumah mereka yang telah hilang.
Waktu seolah berjalan lambat bagi para pengungsi cilik ini. Hidup di tenda bukan perkara mudah; mereka harus berdamai dengan gigitan nyamuk dan rasa takut yang terus membayangi setiap malam.
"22 hari (di tenda pengungsian)," ucap salah satu bocah laki-laki dalam video tersebut.
Baca Juga: Lumpur Mulai Mengeras Pascabanjir, Warga Aceh Pakai Alat Berat saat Membersihkan Rumah
Kehilangan tempat tinggal di usia yang masih sangat muda meninggalkan luka batin yang dalam.
Dengan suara lirih, mereka mengungkapkan perasaan mereka saat melihat kondisi kampung halaman yang kini luluh lantak.
"Terpukul, kenapa rumah saya tidak ada lagi," kata salah satu anak.
"Sakit hati, karena rumah-rumah orang sudah tidak ada lagi," timpal anak lainnya.
Artikel Terkait
Potret Kelam Banjir Aceh Tamiang: Tak Ada Pilihan, Bayi 10 Bulan Terpaksa Konsumsi Mi Instan Selama 11 Hari