Senin, 22 Desember 2025

Distribusi Air Bersih oleh BPBD Rembang di 66 Desa, Kekeringan Meluas ke 19 Desa Baru

Photo Author
- Rabu, 6 November 2024 | 09:45 WIB
Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Rembang, Puji Widodo
Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Rembang, Puji Widodo

suararembang.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang masih sibuk mendistribusikan air bersih ke berbagai wilayah terdampak kekeringan, meski musim penghujan sudah mendekat.

Hingga awal November, kekeringan tercatat melanda 66 desa di 14 kecamatan, di mana 19 desa di antaranya baru mulai terdampak tahun ini.

Baca Juga: Puluhan Perempuan Pelaku UMKM Dibekali Pengetahuan Keamanan Siber

Menurut Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Rembang, Puji Widodo, fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun kemarau tahun 2024 tidak seberat tahun lalu, jumlah desa yang mengalami kekeringan justru bertambah.

“Tahun ini muncul 19 desa baru dari 11 kecamatan yang tahun lalu tidak terdampak kekeringan namun tahun ini masuk dalam daftar kekeringan,” ungkap Puji, Selasa (5/11).

Kekeringan Semakin Meluas: Mengapa Terjadi?

Dari hasil monitoring dan analisis BPBD, perluasan dampak kekeringan tahun ini disebabkan oleh menurunnya kedalaman sumber air tanah di beberapa desa. Desa-desa baru yang kini terdampak ternyata memiliki sumber air tanah dangkal, dengan rata-rata kedalaman antara 6 hingga 8 meter. Hal ini membuat wilayah-wilayah tersebut menjadi lebih rentan terhadap kekurangan air, terutama saat musim kemarau yang berkepanjangan.

Menurut Puji, desa-desa baru tersebut mulai merasakan dampak kekeringan sejak minggu ketiga September.

Langkah Antisipasi: Pengeboran Sumur Dalam

Untuk mengatasi masalah kekurangan air di jangka panjang, BPBD Rembang telah mengusulkan pengeboran sumber air dalam kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ada rencana untuk melakukan pengeboran di 8 titik prioritas yang tersebar di wilayah Pancur, Kaliori, Sulang, Bulu, dan Sumber, yang dianggap sebagai wilayah terdampak paling parah.

“Kami merencanakan 8 titik untuk pengeboran, di antaranya di Pancur, Kaliori, Sulang, Bulu, dan Sumber. Titik ini dipilih karena wilayah tersebut paling parah terdampak kekeringan,” jelas Puji.

Selain itu, Puji juga mengimbau masyarakat agar bijak dalam penggunaan air tanah, terutama untuk kebutuhan pertanian selama kemarau. Penggunaan yang berlebihan bisa memperburuk situasi dan mengurangi cadangan air bagi kebutuhan sehari-hari di masa mendatang.

Distribusi Air Bersih: Solusi Sementara untuk Masalah Berulang

Sejauh ini, BPBD telah melakukan distribusi air bersih sebagai solusi sementara. Namun, fenomena kekeringan yang terus bertambah membuat mereka mempertimbangkan langkah-langkah yang lebih berkelanjutan agar kebutuhan air masyarakat dapat terpenuhi tanpa bergantung pada distribusi air bersih saja.

Halaman:

Editor: R. Heryanto

Sumber: Rembangkab.go.id

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

Jadwal Bioskop Pati Hari Ini, Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:02 WIB
X