suararembang.com - Setelah lama menjadi perbincangan, Honda dan Nissan akhirnya mengonfirmasi rencana merger mereka.
Meski tetap mempertahankan nama masing-masing, kedua merek akan berada di bawah pengelolaan sebuah perusahaan induk bersama.
Baca Juga: Prabowo Tegaskan Kenaikan PPN Hanya untuk Barang Mewah
Jika Mitsubishi—yang sebagian sahamnya dimiliki Nissan—ikut bergabung, aliansi ini diperkirakan menjadi produsen mobil terbesar ketiga di dunia dengan valuasi mencapai $50 miliar atau sekitar Rp809,5 triliun.
“Ini adalah momen besar,” ujar CEO Nissan, Makoto Uchida. “Dengan bekerja sama, kami dapat menawarkan sesuatu yang unik kepada pelanggan, yang sebelumnya tidak mungkin kami lakukan sendiri.”
Langkah ini menjadi sangat penting bagi Nissan yang tengah menghadapi tekanan finansial setelah hubungan dengan Renault mengalami hambatan.
Bagi Honda, kemitraan ini mencerminkan strategi untuk memperkuat posisinya di industri otomotif global.
Presiden Honda, Toshihiro Mibe, menjelaskan bahwa kedua perusahaan akan menggabungkan operasional mereka di bawah manajemen perusahaan induk baru.
Meski Honda akan memimpin manajemen, identitas masing-masing merek tetap dijaga.
Proses finalisasi perjanjian dijadwalkan selesai pada Juni, sementara perusahaan induk baru ditargetkan melantai di Bursa Efek Tokyo pada Agustus 2026.
Rencana merger ini menandai transformasi besar di sektor otomotif, terutama dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan tuntutan inovasi di era kendaraan listrik.()