suararembang.com - Serial Squid Game 2 kembali mencuri perhatian setelah resmi tayang perdana di Netflix pada 26 Desember 2024.
Musim kedua serial asal Korea Selatan ini sukses mencetak sejarah sebagai debut terbesar Netflix sepanjang masa, dengan 68 juta penayangan hanya dalam empat hari.
Baca Juga: Mengupas Ketegangan Antara Gi-hun dan Front Man di Squid Game Musim 3
Capaian ini tidak hanya menempatkan Squid Game 2 di puncak, tetapi juga melampaui serial-serial populer lainnya seperti Wednesday (50,1 juta tayangan), Bridgerton Season 3 (45,1 juta tayangan), dan Dahmer (22,9 juta tayangan).
Bahkan, musim pertama Squid Game yang sebelumnya meraih 7,7 juta tayangan pada 2021 turut tersisih oleh pencapaian musim keduanya.
Menurut Variety, serial yang disutradarai Hwang Dong-hyuk ini kini masuk dalam daftar serial non-bahasa Inggris terpopuler di Netflix, menduduki peringkat ke-7 sepanjang masa.
Namun, di balik rekor yang diraih, terdapat polemik mengenai klaim pendapatan fantastis yang diungkapkan oleh media Korea Selatan, K-EnterTech Hub.
Polemik Klaim Pendapatan Squid Game 2
Dalam analisis yang dirilis K-EnterTech Hub, mereka memperkirakan bahwa Squid Game 2 berpotensi menghasilkan pendapatan sebesar 1,5 triliun Won (sekitar Rp16,59 triliun).
Angka tersebut jauh melampaui pendapatan musim pertamanya, yang diperkirakan mencapai 1 triliun Won atau Rp11,045 triliun.
Namun, klaim ini segera mendapatkan tanggapan tegas dari pihak Netflix. Dalam pernyataan yang dikutip dari The Chosun, Netflix membantah bahwa perhitungan tersebut sesuai dengan kenyataan.
“Sebagai layanan berlangganan bulanan, Netflix tidak dapat menghasilkan pendapatan tambahan berdasarkan jumlah tontonan atau waktu pemutaran karya individu,” jelas Netflix pada 1 Desember 2024.
Netflix menegaskan bahwa mereka tidak memiliki metode penilaian kinerja berdasarkan pendapatan karya tertentu, sehingga klaim yang dilontarkan K-EnterTech Hub dinilai tidak valid.
Alasan di Balik Bantahan Netflix
Netflix menekankan bahwa sebagai platform streaming berbasis langganan, pendapatan mereka tidak secara langsung terkait dengan kesuksesan satu karya saja.
Model bisnis Netflix bergantung pada pertumbuhan jumlah pelanggan dan tingkat retensi pengguna, bukan dari penayangan per judul.