suararembang.com - Blora kembali menjadi sorotan setelah bentrokan antara dua ormas besar, Pemuda Pancasila (PP) dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, yang terjadi pada 14 Januari 2025.
Insiden yang berlangsung di Karangjati Blora dan Jalan Ngawen-Kunduran ini menyebabkan 12 orang terluka dan 19 lainnya ditahan.
Ketegangan sempat memuncak, namun kini situasi mulai kondusif berkat langkah cepat pemerintah daerah.
Bupati Blora, Arief Rohman, langsung turun tangan memediasi konflik ini. Pada 15 Januari 2025, Arief memanggil pimpinan kedua ormas untuk duduk bersama di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora.
Baca Juga: Sejarah, Himne Blora Perdana Diperdengarkan pada Hari Jadi ke-275 Kabupaten Blora
Dihadiri juga oleh jajaran Forkopimda, pertemuan ini bertujuan menciptakan kesepakatan damai.
"Saya berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Mari bersama-sama menjaga keamanan dan kedamaian Blora," ujar Bupati Arief.
Komitmen damai disambut baik oleh kedua pihak. Ketua Pemuda Pancasila Blora, Munaji alias Mbah Mun, menegaskan bahwa organisasinya siap menciptakan suasana kondusif.
Hal senada disampaikan Ketua GRIB Jaya Blora, Sugiyanto, yang mengajak semua pihak melupakan masa lalu dan bersatu untuk Blora yang lebih damai.
Kesepakatan ini diresmikan dengan penandatanganan nota damai yang disaksikan oleh Forkopimda. Dengan langkah ini, pemerintah dan masyarakat berharap Blora bisa kembali harmonis dan aman.
Bupati Arief juga mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi isu-isu yang memecah belah. "Blora adalah rumah kita bersama. Jangan sampai ada pihak yang merusak persatuan," tambahnya.
Kisah perdamaian ini menjadi contoh nyata bahwa dialog adalah kunci menyelesaikan konflik. Semoga Blora terus menjadi daerah yang aman, damai, dan nyaman untuk semua warganya. **
Artikel Terkait
Sejarah, Himne Blora Perdana Diperdengarkan pada Hari Jadi ke-275 Kabupaten Blora