suararembang.com - Indonesia telah mempertahankan posisinya sebagai negara paling dermawan di dunia selama tujuh tahun berturut-turut, dengan 90% penduduknya menyumbangkan uang untuk amal dan 65% terlibat dalam kegiatan sukarela.
Namun, di balik prestasi ini, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan kedermawanan yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Baca Juga: Indonesia, Negara Paling Dermawan di Dunia: Data dan Fakta Terbaru
1. Kedermawanan yang Tidak Terstruktur
Meskipun masyarakat Indonesia aktif dalam berdonasi, seringkali bantuan yang diberikan tidak terkoordinasi dengan baik.
Akibatnya, distribusi bantuan menjadi tidak merata; beberapa daerah menerima kelebihan donasi, sementara daerah lain mengalami kekurangan.
2. Ketergantungan pada Donasi, Bukan Solusi Jangka Panjang
Banyak program bantuan yang bersifat sementara, seperti pemberian sembako atau bantuan tunai.
Minimnya program pemberdayaan ekonomi menyebabkan masyarakat kurang mandiri dan tetap bergantung pada donasi.
3. Kurangnya Transparansi dalam Pengelolaan Donasi
Kasus penyalahgunaan dana donasi masih menjadi masalah di Indonesia.
Kurangnya pengawasan terhadap lembaga amal dan platform donasi berisiko menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kegiatan filantropi.
4. Lemahnya Kesadaran akan Kewajiban Sosial
Meskipun banyak yang berdonasi, masih banyak individu dan perusahaan yang enggan membayar pajak atau berkontribusi dalam skema sosial resmi.
Artikel Terkait
Indonesia, Negara Paling Dermawan di Dunia: Data dan Fakta Terbaru