REMBANG, suararembang.com - Dunia kuliner Indonesia kembali dihebohkan oleh skandal besar! Food vlogger terkenal, William Anderson alias Codeblu, dituduh meminta sejumlah uang kepada pengusaha kuliner agar ulasan negatifnya dihapus.
Bukti percakapan yang bocor di media sosial memperlihatkan dugaan praktik pemerasan ini.
Akun Twitter @HushWatchID dan @SSC_politik membagikan tangkapan layar percakapan yang diduga melibatkan Codeblu.
Dalam chat tersebut, seorang pemilik usaha bertanya soal biaya penghapusan review.
Baca Juga: Steak Makin Enak Hanya dengan Tambahan Kecap Manis, Chef Amerika Ini Langsung Approved!
"Kak, aku boleh tahu enggak range angka yang ditawarkan di angka berapa?" tanya pemilik usaha. "Untuk range Rp350-Rp600 juta," jawab pihak yang diduga Codeblu.
Unggahan ini langsung memicu kemarahan publik. Banyak yang menilai tindakan ini sebagai pemerasan berkedok review makanan.
Bisnis Hancur Gara-Gara Review? Pengusaha Kuliner Ketakutan!
Bukan hanya satu atau dua pengusaha yang mengaku menjadi korban. Beberapa pemilik usaha kuliner di Jabodetabek mengaku terpaksa mempertimbangkan membayar agar bisnis mereka selamat.
Akun @SSC_politik mengklaim bahwa ini bukan kasus tunggal. "Bukan satu atau dua aduan nih, tapi banyak banget aduan kejahatan si reviewer makanan yang sok ganas itu," tulisnya.
Ia juga membeberkan modus yang diduga dilakukan Codeblu. "Target ditentukan, lalu dibuat panik dengan review negatif. Setelah itu, pemilik usaha ditawari penghapusan video dengan tarif fantastis!"
Warganet pun ramai-ramai mengecam tindakan ini dan menyerukan boikot terhadap Codeblu. Mereka menuntut agar pihak berwenang segera turun tangan.
Chef Haryo Pramoe: "Review Harusnya Beretika, Bukan Menghina!"
Kritik keras terhadap gaya review Codeblu juga datang dari tokoh kuliner, Chef Haryo Pramoe. Menurutnya, review yang terlalu kasar dapat merusak usaha seseorang tanpa dasar yang jelas.
"Kalau saya bilang dia si paus biru itu memberikan komen yang insulting. Nada bicaranya congkel, seperti ingin menjatuhkan," ujar Chef Haryo dalam wawancara di kanal YouTube Cumi-Cumi.
Ia menegaskan bahwa ulasan harus dilakukan secara etis dan berdasarkan fakta. "Me-review dengan menghina itu berbeda banget. Kita punya kode etik jurnalistik. Pemberitaan harus berbasis data, bukan sekadar opini yang menjatuhkan."