SUARAREMBANG.COM - Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) kembali menjadi sorotan setelah sebuah insiden besar mengguncang dunia siber.
Cloudflare, perusahaan keamanan siber global, berhasil menggagalkan serangan DDoS terbesar yang pernah tercatat.
Serangan ini mengirimkan data sebesar 37,4 terabyte hanya dalam waktu 45 detik.
Dalam laporan resminya, Cloudflare mengungkapkan bahwa serangan tersebut diarahkan ke satu alamat IP, dengan trafik mencapai 7,3 terabit per detik (Tbps).
Volume data sebesar itu setara dengan sekitar 9.000 film berkualitas HD yang dikirim bersamaan dalam waktu kurang dari satu menit.
Baca Juga: 320 Peserta Ikuti DTS Rembang 2025, Fokus pada AI dan Keamanan Siber
“Total jumlah data yang dikirim ke target adalah 37,4 terabyte, yang mungkin tidak terlihat luar biasa pada pandangan pertama,” tulis Cloudflare dalam blog resminya, dikutip Minggu, 22 Juni 2025.
Yang membuat serangan ini mencengangkan adalah kecepatannya. Dalam hitungan detik, target dibanjiri trafik berbahaya yang bisa melumpuhkan sistem tanpa persiapan mitigasi yang memadai.
Namun, Cloudflare menyatakan bahwa sistem pertahanan mereka mampu menahan seluruh serangan tersebut tanpa dampak serius.
Teknik utama yang digunakan penyerang adalah eksploitasi protokol User Datagram Protocol (UDP).
UDP dikenal sebagai protokol ringan yang biasa digunakan untuk layanan streaming video, gim daring, dan pertemuan virtual.
Karena UDP tidak memerlukan verifikasi dua arah seperti TCP, pelaku dapat mengirim data besar dengan cepat ke target.
Tidak hanya itu, pelaku juga memanfaatkan serangan refleksi. Teknik ini bekerja dengan cara memalsukan alamat IP korban, lalu mengirimkan permintaan ke berbagai server pihak ketiga.