SUARAREMBANG.COM - Penyelenggaraan haji 2025 oleh Kementerian Agama (Kemenag) memasuki tahap pemulangan jemaah ke Tanah Air.
Sebagian jemaah telah tiba di Indonesia, sementara sebagian lainnya masih menunggu antrean kloter kepulangan dari Tanah Suci.
Baca Juga: 5 Catatan Haji 2025 dari Arab Saudi: Ini Respons Kemenag dan Upaya Penyelesaiannya
Di tengah proses pemulangan ini, Kemenag menerima nota diplomatik penting dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta.
Nota tersebut diterbitkan secara tertutup pada 16 Juni 2025 dan ditujukan kepada Menteri Agama, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, serta Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri.
Isi nota diplomatik tersebut memuat beberapa poin evaluasi penting penyelenggaraan haji tahun 2025. Salah satu yang menjadi perhatian serius adalah kondisi kesehatan jemaah asal Indonesia.
Baca Juga: Jemaah Haji Dilarang Bawa Air Zamzam, Ternyata Ini Alasannya dan Cara Dapatnya di Indonesia
Pemerintah Arab Saudi secara resmi meminta agar seleksi kesehatan jemaah tahun 2026 dilakukan dengan lebih ketat dan selektif.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, menjelaskan bahwa isu kesehatan memang sudah dibahas sejak awal.
Ia menyoroti tingginya jumlah jemaah lansia dan mereka yang tergolong berisiko tinggi (risti) dalam rombongan haji Indonesia tahun ini.
Kekhawatiran muncul karena jumlah jemaah yang wafat pada musim haji 2025 dilaporkan lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menjadi catatan penting bagi Kemenag dan seluruh pihak pendamping jemaah.
Hilman menegaskan bahwa para pembimbing dan mitra dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) harus lebih berhati-hati.
Ia meminta agar ibadah sunah tidak dipaksakan kepada jemaah yang memiliki kondisi fisik lemah atau penyakit tertentu.
“Ini juga menjadi catatan peringatan bagi mitra kita di KBIHU dan para pembimbing untuk jangan terlalu memaksakan ibadah sunah terlalu sering, terlalu banyak, kepada jemaah dengan kondisi khusus (lansia/risti) semacam itu,” ujar Hilman di Madinah, Minggu, 22 Juni 2025.