Publik menilai bahwa kebijakan energi harus mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang tanpa mengorbankan generasi mendatang.
Pandangan ini mendapat perhatian luas, mengingat energi menjadi sektor vital dalam pembangunan nasional.
Bahlil menegaskan bahwa pemerintah tetap memegang prinsip keseimbangan antara kebutuhan energi, keberlanjutan lingkungan, dan pertumbuhan ekonomi.
Ia menyebut dialog dengan berbagai pihak, termasuk komunitas digital, sangat penting untuk mencapai kesepakatan bersama.
Tanggapan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ini sekaligus menjadi sinyal bahwa pemerintah terbuka terhadap komunikasi dua arah.
Influencer bukan hanya sekadar pembuat konten, melainkan juga saluran aspirasi yang mampu mempercepat penyampaian pesan publik kepada pemangku kebijakan.
Isu tuntutan influencer ini diprediksi masih akan terus berkembang. Apalagi, masyarakat kini semakin kritis terhadap kebijakan yang menyangkut energi dan lingkungan.
Dukungan dan kritik yang muncul di media sosial menjadi indikator penting tentang sejauh mana kebijakan pemerintah diterima publik.
Dengan adanya respons terbuka dari Bahlil Lahadalia, publik berharap aspirasi yang disampaikan melalui influencer dapat menjadi bahan pertimbangan serius dalam penyusunan kebijakan energi.
***