JAKARTA, suararembang.com - Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Tom Lembong, angkat bicara terkait aksi demonstrasi besar yang mengguncang Indonesia pada akhir Agustus 2025.
Pernyataannya menuai perhatian publik, terlebih setelah ia bebas dari penjara melalui abolisi Presiden RI, Prabowo Subianto, pada 5 Agustus 2025 dalam kasus impor gula.
Baca Juga: 64 Anak Terjerat Hukum Usai Demo Ricuh di Jatim, Emil Dardak: Tujuannya Membina Bukan Menghukum
Dalam siniar YouTube Raymond Chin yang tayang pada Jumat, 12 September 2025, Tom Lembong menilai gelombang aksi demonstrasi di Indonesia tak lepas dari siklus penurunan atau down cycle yang sedang dialami bangsa.
"Semua peristiwa itu ada siklusnya, ada naik dan turunnya. Mungkin kita sekarang lagi ada di down cycle. Menurut saya ini lagi turun, secara ekonomi, politik, dan sosial," ungkap Tom Lembong.
Menurutnya, kondisi penurunan siklus bukan hanya dialami Indonesia. Negara lain, seperti Nepal, juga menghadapi situasi serupa.
Tom Lembong mencontohkan, aksi demonstrasi di Nepal banyak digerakkan oleh generasi muda yang kecewa terhadap isu korupsi dan kinerja pejabat.
"Dan kita bukan satu-satunya negara yang mengalami down cycle tersebut," ucapnya.
Ia menambahkan, Filipina pun mulai mengalami gelombang demonstrasi.
Menurut Tom Lembong, gerakan itu bahkan terinspirasi dari idealisme anak muda Indonesia yang menuntut perbaikan sistem pemerintahan.
"Filipina juga baru mulai demo, katanya juga terinspirasi oleh idealisme warga muda di Indonesia. Tentang kasus yang terjadi di Indonesia," sebutnya.
Tom Lembong kemudian menyinggung situasi ekonomi global yang ikut memperburuk keadaan.
Menurutnya, kondisi ekonomi dunia saat ini sedang berada pada fase penuh ketidakpastian.
Hal itu diperparah oleh kebijakan tarif balasan atau resiprokal yang dijalankan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, setelah kembali menjabat.