“Rata-rata yang muncul di berita terakhir ini adalah semua satuan pelayanan yang baru melaksanakan,” ujar Dadan di Magelang pada 27 Februari 2025.
Menurutnya, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru biasanya belum memiliki keterampilan memasak untuk ribuan porsi.
Tingkat kematangan makanan sering kurang sempurna sehingga berpotensi menyebabkan keracunan.
Dadan menegaskan agar dapur baru melayani secara bertahap. Awalnya cukup untuk dua sekolah, lalu naik menjadi empat, sepuluh, hingga benar-benar terbiasa dengan jumlah ribuan porsi.
Selain itu, ia mengingatkan bahwa pergantian supplier bahan baku juga harus dilakukan secara bertahap agar kualitas terjaga.
“Kita instruksikan lagi bagi yang (SPPG) lama agar mau mengganti supplier harus bertahap, jadi segala sesuatu tidak boleh berubah secara drastis,” jelasnya.
Tim Investigasi Keamanan Pangan Dibentuk
Untuk menindaklanjuti kasus keracunan MBG, BGN membentuk Tim Investigasi Khusus. Tim ini dipimpin langsung oleh Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, yang baru saja dilantik pada 17 September 2025.
“Jadi kami membentuk Tim Investigasi ini sebagai second opinion. Sebelum hasil dari BPOM keluar, kami sudah bisa mengidentifikasi kira-kira apa penyebab anak-anak ini sakit,” ujar Nanik pada 22 September 2025.
Tim investigasi beranggotakan ahli kimia, ahli farmasi, dan tenaga kesehatan. Mereka ditugaskan meneliti proses memasak hingga memastikan kualitas bahan baku.
Harapannya, langkah ini bisa menghadirkan solusi jangka panjang agar program MBG tetap berjalan tanpa mengorbankan keselamatan siswa.
***