JAKARTA, suararembang.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membentuk Task Force Penanggulangan Bencana untuk merespons bencana banjir dan longsor di Sumatera Utara dan Aceh.
Joko Widodo ditunjuk sebagai Ketua Task Force. Menurut BRIN, tim reaksi cepat sudah aktif dan bersiaga.
Baca Juga: Korban Tewas Akibat Bencana Banjir-Longsor di Sumbar Capai 129 Jiwa, 118 Orang Masih Hilang
Satelit dan Data: Fondasi Respons Cepat
Sejak awal bencana, tim pemetaan satelit BRIN bekerja menggunakan radar Sentinel-1. Data ini bisa menembus awan dan hujan untuk mendeteksi area genangan.
Hasil pemetaan menunjukkan persebaran banjir di Aceh dan Sumatera Utara. Peta tersebut kemudian dibagikan ke pemerintah daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta komunitas geospasial.
Menurut Joko, data ini penting untuk menentukan prioritas penanganan di lapangan.
Bantuan Prioritas: Air Bersih, Kesehatan, Psikososial
BRIN memastikan penyediaan air bersih dan air siap minum menjadi prioritas. Banyak infrastruktur lokal rusak, dan suplai air kemasan dinilai tidak cukup.
Selain itu, tim medis, psikolog, dan ahli lingkungan siap dikerahkan untuk mendukung warga terdampak.
Task Force BRIN pun mempertimbangkan logistik darurat, termasuk kemungkinan pengiriman bantuan lewat jalur udara jika jalur darat tak bisa diakses.
Komitmen BRIN: Respons Cepat dan Data Driven
Jokowi menegaskan bahwa BRIN akan mengoptimalkan riset, teknologi, dan SDM untuk membantu masyarakat terdampak.
Pendekatan berbasis data diharapkan membuat intervensi lebih efektif dan tepat sasaran. “Kami bergerak hari ini, bukan besok,” ujar Joko.
Mengapa Ini Penting untuk Publik dan Media Nasional
Respons cepat dengan satelit memungkinkan deteksi area terdampak saat cuaca buruk — mempercepat pertolongan.
Perpaduan teknologi, riset, dan aksi kemanusiaan memperlihatkan bahwa penanganan bencana kini lebih modern dan terkoordinasi.