TAPANULI SELATAN, suararembang.com — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, menyampaikan permintaan maaf kepada Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), Gus Irawan, setelah melihat langsung kondisi banjir yang jauh lebih besar dari perkiraan awal.
Permintaan maaf itu disampaikan saat Suharyanto meninjau lokasi bencana di Desa Aek Garoga, Batang Toru, Senin, 1 Desember 2025.
Di hadapan wartawan, ia tidak menyembunyikan keterkejutannya.
“Pak, saya surprise, saya tidak mengira sebesar ini. Saya mohon maaf, Pak Bupati. Bukan berarti kami tak peduli,” ujar Suharyanto.
Minta Pengungsi Tak Terlalu Lama di Tenda
Dalam kunjungannya, Suharyanto menegaskan bahwa penanganan pengungsi harus menjadi prioritas. Ia meminta agar pemerintah daerah bersama BNPB mempercepat pemindahan warga dari tenda.
“Ini enggak mungkin mereka akan tinggal seterusnya,” katanya.
Ia menilai kondisi fisik dan mental pengungsi akan memburuk bila bertahan terlalu lama di barak sementara.
“Itu maksimal kemampuan orang tuh dua minggu. Setelah itu penyakit datang, mental juga terkena itu,” lanjutnya.
Suharyanto mengingatkan bahwa penanganan pengungsi tidak boleh hanya terpaku pada kebutuhan dasar.
“Tolong juga ini betul-betul, jangan anggap masyarakat kalau sudah di tenda, dikasih makan minum, ada MCK aja udah selesai,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa kenyamanan dan kesehatan pengungsi harus diperhatikan sepenuhnya.
“Manusia Indonesia kalau lama-lama di tenda seperti itu ya pasti tidak akan tahan,” ujarnya.