Perintahkan Percepatan Hunian Pengganti
Kepala BNPB meminta percepatan pembangunan hunian sementara atau hunian permanen.
Ia menegaskan bahwa masyarakat tidak boleh hidup terlalu lama dalam kondisi darurat.
“Tapi tentu saja Pak Bupati, tidak bisa selamanya, dan kita tidak bisa melawan alam,” kata Suharyanto.
“Jadi tolong ini langkah-langkahnya harus lebih cepat. Yang pertama tadi, pengungsian saya mohon jangan lama di tenda,” tambahnya.
447 Korban Meninggal, 399 Masih Hilang
Sementara itu, data terbaru dari Basarnas menunjukkan skala bencana di Sumatera jauh lebih berat.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, melaporkan hal tersebut dalam rapat bersama Komisi V DPR RI di Senayan.
“Jumlah warga yang terdampak dari bencana yang ada di Aceh, Sumatera Barat, dan juga Sumatera Utara mencapai 33.602,” kata Syafii.
Dari jumlah itu, 447 orang ditemukan meninggal dunia.
Sebanyak 399 orang masih dinyatakan hilang.
“Kami telah mengevakuasi 447 jiwa dalam kondisi meninggal dan yang terlaporkan masih dalam pencarian 399 jiwa,” lanjutnya.
Evakuasi Sulit, Banyak Korban Luka Berat Belum Ditangani
Basarnas mengerahkan helikopter untuk menjangkau daerah yang terisolasi akibat banjir bandang dan longsor.
Contohnya Kabupaten Agam di Sumatera Barat yang mengalami kerusakan parah.
“Rata-rata kondisi korban yang ada di daerah terisolasi ini ada beberapa bahkan banyak luka patah terbuka yang sebenarnya sudah lebih dari 5 hari belum mendapatkan sentuhan medis,” jelas Syafii.
Ia menyebut operasi SAR kali ini sangat berat karena rangkaian bencana terjadi beruntun.
Lumpur, banjir bandang, dan longsor membuat akses ke lokasi korban tertutup total.
Artikel Terkait
BNPB Sebut Sibolga hingga Tapanuli Selatan Jadi Wilayah Terparah di Sumut: Akses Terbatas, Pemulihan Dikebut