Manfaat MBG bagi Pemenuhan Gizi Masyarakat
Sjafrie optimis bahwa masyarakat akan segera merasakan manfaat dari MBG.
“Nanti lama-lama rakyat akan bicara bahwa makan bergizi itu adalah kebutuhan pokok bagi seorang warga negara, terutama anak-anak kita, ibu hamil, dan juga stunting,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa MBG adalah hak yang harus diberikan kepada masyarakat. “Mereka adalah anak-anak kita yang perlu makan bergizi. MBG ini diberikan kepada mereka setiap hari selama mereka bersekolah,” tambahnya.
Kendala MBG di Papua
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan program MBG belum optimal di Papua.
“Ada tiga faktor utama, yaitu anggaran, sumber daya manusia, dan infrastruktur,” ujarnya setelah menghadiri Rapat Kerja Komisi IX DPR pada 3 Februari 2025.
“Anggaran sudah selesai, SDM tersedia, tapi infrastruktur masih menjadi kendala,” tambahnya.
Target dan Realisasi Program MBG
Pada pertengahan Februari 2025, pemerintah menargetkan 1,5 juta orang akan menjadi penerima manfaat MBG. Hingga 3 Februari 2025, sudah ada 730 ribu penerima manfaat dengan 245 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tersebar di 34 provinsi.
Tahun ini, target penerima manfaat MBG mencapai 82,9 juta orang. Namun, untuk mempercepat realisasi program ini, BGN mengajukan tambahan dana sebesar Rp100 triliun.
“Kalau pertengahan Februari 1,5 persen dari target, berarti masih ada 98,5 persen yang harus dikejar,” ujar Dadan.
Saat ini, MBG masih menggunakan dana APBN sebesar Rp71 triliun sesuai target awal. Pemerintah terus berupaya agar program ini dapat menjangkau lebih banyak masyarakat, termasuk di Papua.