Minggu, 21 Desember 2025

Menjaga Kepercayaan di Era Digital: Transformasi Jadi Kunci Ketahanan Industri Keuangan

Photo Author
- Sabtu, 11 Oktober 2025 | 16:00 WIB
Transformasi digital jadi salah satu kunci keberlanjutan industri keuangan dan asuransi. (freepik/rawpixel.com)
Transformasi digital jadi salah satu kunci keberlanjutan industri keuangan dan asuransi. (freepik/rawpixel.com)

JAKARTA, suararembang.com - Disrupsi digital telah menjadi keniscayaan di hampir seluruh sektor ekonomi, termasuk industri keuangan dan asuransi.

Dalam satu dekade terakhir, Indonesia menyaksikan percepatan besar-besaran dalam adopsi teknologi di sektor e-commerce, transportasi digital, hingga layanan keuangan berbasis daring.

Baca Juga: QRIS: Cara Praktis Bayar Digital, Keunggulan dan Risiko yang Perlu Kamu Tahu

Laporan e-Conomy SEA 2024 oleh Google, Temasek, dan Bain & Company mencatat, ekonomi digital Asia Tenggara pada 2024 mencapai nilai sekitar Rp4.320 triliun, tumbuh 15 persen dibanding tahun sebelumnya.

Dari jumlah tersebut, sektor e-commerce menjadi penyumbang terbesar dengan nilai transaksi mencapai Rp1.082 triliun.

Pertumbuhan ini menunjukkan perubahan perilaku masyarakat yang semakin bergantung pada layanan digital, menuntut industri keuangan dan asuransi untuk beradaptasi menghadirkan produk yang mudah diakses dan sesuai kebutuhan pengguna.

Baca Juga: 4 Jurus Sederhana Bangun Bisnis Lebih Tahan Gempuran Ekonomi di era Digital, Mulai dari Riset hingga Eksperimen

Menjawab Regulasi dan Kepercayaan Publik

Transformasi digital di sektor keuangan tidak semata tentang adopsi teknologi, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan tata kelola yang kuat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui kebijakan seperti POJK 11/2023 dan POJK 23/2023 menegaskan pentingnya governance, manajemen risiko, serta transparansi pelaporan.

Regulasi tersebut menjadi ‘rem dan pedal gas’ yang menjaga keseimbangan antara inovasi dan akuntabilitas.

Dalam era keterbukaan informasi, kepercayaan publik menjadi aset paling berharga. Reputasi perusahaan kini tidak hanya ditentukan oleh laporan keuangan tahunan, tetapi juga oleh pengalaman pelanggan yang tersebar luas melalui media sosial.

Big Data dan AI: Pilar Transformasi Baru

Sektor asuransi kini banyak memanfaatkan big data analytics untuk menakar risiko dan merancang strategi bisnis yang lebih akurat.

Data perilaku, gaya hidup, hingga histori kesehatan nasabah menjadi dasar dalam mengembangkan produk usage-based insurance, yakni di mana premi disesuaikan dengan perilaku pengguna.

Pendekatan berbasis data juga membantu menekan potensi kecurangan (fraud). Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), praktik fraud dalam klaim asuransi dapat mencapai sekitar 10 persen dari total klaim tahunan.

Halaman:

Editor: R. Heryanto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X