Indonesia Tak Luput dari Dampak
Di Indonesia, industri asuransi umum juga terpukul hebat. Berdasarkan data OJK, laba setelah pajak industri ini anjlok dari Rp7,80 triliun pada 2023 menjadi rugi Rp10,14 triliun di 2024, merosot 197,8 persen.
Ketua AAUI, Budi Herawan, menjelaskan bahwa penurunan ini dipicu oleh hasil underwriting yang melemah dan lonjakan cadangan klaim serta premi.
“Tentunya laba ini terpengaruh dari perhitungan hasil underwriting. Seperti kita ketahui, komponen laba dari perusahaan asuransi berasal dari hasil underwriting dan hasil investasi,” ujar Budi.
Hasil underwriting yang sebelumnya mencatat surplus Rp19,46 triliun pada 2023, kini defisit Rp1,52 triliun di 2024.
Selain itu, cadangan premi melonjak 546,5 persen menjadi Rp22,27 triliun. Cadangan klaim juga naik 306,3 persen menjadi Rp5,08 triliun.
Situasi ini menggambarkan urgensi perombakan strategi industri asuransi dalam menghadapi risiko-risiko baru yang semakin kompleks di era krisis iklim.***