Senin, 22 Desember 2025

Beda Gaya Purbaya Yudhi dengan Sri Mulyani, Pengamat Ekonomi Beberkan soal Rezim Bapak vs Ibu saat Kelola Duit

Photo Author
- Jumat, 19 September 2025 | 20:45 WIB
Menyoroti perbedaan gaya pengelolaan keuangan Menkeu RI, Purbaya Yudhi Sadewa dengan pendahulunya, Sri Mulyani. (Dok. Kemenkeu)
Menyoroti perbedaan gaya pengelolaan keuangan Menkeu RI, Purbaya Yudhi Sadewa dengan pendahulunya, Sri Mulyani. (Dok. Kemenkeu)

JAKARTA, suararembang.com - Belum ada satu bulan menjabat sebagai Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa sudah melakukan gebrakan dalam mengelola keuangan atau dana pemerintah RI.

Terkini salah satu langkah Yudhi, yaitu menggelontorkan dana pemerintah sebanyak Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI).

Baca Juga: Menkeu Purbaya soal Cukai Rokok: Kebijakan Aneh dan Tanpa Arah hingga Dampak Pengangguran Akibat Upaya Kecilkan Konsumsi Rokok

Bukan tanpa sebab, dana besar itu selanjutnya disalurkan ke Bank Himpunan Milik Negara (Himbara) untuk mendorong perekonomian RI.

"Ini kita kirim ke lima bank, Mandiri, BRI, BTN, BNI, BSI. Jadi dananya akan kita kirim. sudah saya setuju tadi pagi. Jadi saya pastikan dana tersebut akan masuk ke sistem perbankan hari ini," tegas Purbaya kepada awak media di Jakarta, pada Sabtu, 13 September 2025.

Berkaca dari hal itu, publik kini menyoroti langkah kebijakan cepat yang dilakukan Menkeu Purbaya usai dirinya menggantikan Sri Mulyani di Kabinet Merah Putih.

Baca Juga: Pesan Khusus Chairman Rockefeller ke Menkeu Purbaya: Ekonomi RI Bisa Melambung Tinggi jika Beri Ruang Besar untuk Sektor Swasta

1. Rezim Ibu vs Bapak

Dalam kesempatan berbeda, langkah Purbaya dalam menggelontorkan dana Rp200 triliun ke Bank Himbara disoroti mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad dalam siniar podcast YouTube pribadinya 'SPEAK UP' yang ditayangkan pada Kamis, 18 September 2025.

"Sekarang ada kebijakan, orang terkaget-kaget mungkin, katanya (Purbaya) untuk mengatasi krisis ekonomi ini, mungkin kita perlu menarik duit Rp200 triliun dari Bank Indonesia yang selama ini diparkir (mengendap)," ujar Abraham.

"Dana Rp200 triliun ini juga katanya bisa dijadikan kredit untuk mendanai UMKM dan sebagainya," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama Abraham lalu menanyakan langkah Menkeu Purbaya itu kepada Ekonom Senior, Yanwar Rizky.

"Ada hal yang cukup menarik dalam pembahasan publik, yakni rezim ibu-ibu dan rezim bapak-bapak," ungkap Yanwar.

2. Ibu Hati-hati, Bapak Ancam di Belakang

Halaman:

Editor: R. Heryanto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X