Soroti Hasil Panen Cabe yang Melimpah usai Bencana di Aceh, Ferry Irwandi: Nangis karena Muterin Ekonomi Warga

BANDA ACEH, suararembang.com - Bencana banjir bandang hingga tanah longsor yang melanda Sumatera pada akhir November 2025 lalu, menyisakan duka mendalam bagi publik di Tanah Air.

Perbaikan fasilitas umum hingga pemulihan korban pascabencana kini tengah digencarkan berbagai pihak, termasuk pemerintah RI.

 Baca Juga: Kontroversi Ferry Irwandi vs Anggota DPR Endipat Wijaya soal Aksi Udunan Warga Rp10 M untuk Korban Bencana Sumatera

Terkini, influencer kenamaan di Indonesia, Ferry Irwandi menceritakan semangat warga di Bener Meriah, Aceh Tengah, yang menolak menyerah usai bencana melanda wilayah Sumatera. 

Ferry menyoroti adanya upaya pemulihan ekonomi warga melalui hasil panen cabe merah yang melimpah usai terpaan bencana banjir bandang di Aceh Tengah.

"Warga Bener Meriah, Aceh Tengah menolak menyerah, hasil panen cabe jadi harapan baru," kata Ferry dalam unggahan Instagram pribadinya @irwandiferry, pada Selasa, 16 Desember 2025.

Lantas, bagaimana cara warga saling bekerja sama demi pulihnya perputaran ekonomi di wilayahnya? Begini ceritanya.

Ferry Irwandi: Nangis karena Muterin Ekonomi

Dalam sebuah cuplikan video, terlihat Ferry Irwandi yang sedang berada di lokasi bencana Aceh Tengah mengungkapkan kemunculan hasil panen cabe milik warga.

"Nangis karena cabenya muterin ekonomi warga di tengah bencana," demikian tertulis dalam postingan tersebut.

CEO Malaka Project yang hingga kini melakukan aksi kemanusiaan pascabencana Sumatera itu memastikan stok hasil panen cabe merah di kawasan tersebut masih melimpah.

"Stok panen cabe berkualitas ini melimpah, di Bener Meriah dan Aceh Tengah," ungkap Ferry.

Dikirim ke Jakarta Pakai Pesawat Bantuan

Terlihat dalam postingan yang sama, kardus-kardus berisi cabe merah yang disusun rapi untuk diedarkan dari Aceh Tengah ke wilayah DKI Jakarta.

Hal tersebut, kata Ferry, menggunakan pesawat pengangkut bantuan bencana yang turun di Aceh Tengah dan kembali ke Jakarta.

"Ide besarnya, dengan pesawat bantuan yang datang ke Bandara Rembele, lalu kembali ke Jakarta membawa hasil panen yang sudah dibeli," terangnya.