Tak hanya itu, BUMD sektor pangan dan 29 Badan Usaha Milik Petani (BUMP) di seluruh kabupaten/kota turut digerakkan untuk menjaga pasokan dan harga tetap stabil.
Gubernur juga menyebut akan melibatkan koperasi desa dan kelurahan merah putih sebagai garda distribusi pangan di tingkat lokal.
Dalam penjelasannya, Luthfi menekankan pentingnya menjalankan strategi pengendalian inflasi secara jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk jangka pendek, fokus diarahkan pada kelancaran pasokan dan distribusi.
“Rapat ini untuk penetrasi, tidak hanya terkait harga tetapi juga distribusinya, sehingga masyarakat terlayani,” tegasnya.
Sedangkan strategi jangka panjang meliputi pembangunan ekosistem ekonomi digital, penguatan basis data pangan, dan pendirian food hub modern yang dilengkapi fasilitas cold storage.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menyampaikan bahwa inflasi Jateng per Juni 2025 berada di angka 0,24 persen (month-to-month).
Ia menyebut komoditas beras, cabai rawit, bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras sebagai kontributor utama inflasi.
Rahmat menyatakan dukungannya terhadap langkah-langkah yang diambil Gubernur Luthfi dalam menjaga stabilitas harga.
“Kita akan fokus pada pengendalian harga bahan pokok penting. Jawa Tengah sudah berhasil di 11 kabupaten/kota, dan Pak Gubernur sudah meminta agar kabupaten/kota lain mengikuti,” ucap Rahmat.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan penguatan distribusi pangan dari hulu ke hilir, Jawa Tengah optimis mampu menjaga stabilitas harga bahan pokok serta melindungi daya beli masyarakat.
***