Minggu, 21 Desember 2025

Cinta Platonis: Kedekatan Tanpa Romansa yang Dianggap Bentuk Cinta Tertinggi oleh Plato

Photo Author
- Sabtu, 18 Oktober 2025 | 18:00 WIB
Versi pertama Simposium oleh Feuerbach, 1869.
Versi pertama Simposium oleh Feuerbach, 1869.

Artinya, kebutuhan manusia akan koneksi mendalam tetap bisa terpenuhi, meski tanpa cinta fisik.

Pandangan psikologi modern tentang cinta platonis

Psikolog dari Harvard University menyebut bahwa kedekatan emosional non-romantis dapat meningkatkan kesehatan mental, mengurangi stres, dan memperkuat rasa makna hidup.

Menurut riset dalam Journal of Social and Personal Relationships, individu yang memiliki hubungan platonis jangka panjang cenderung lebih stabil secara emosional dibanding mereka yang hanya bergantung pada hubungan romantis.

Cinta platonis membantu seseorang belajar mengenal diri, memahami batas, dan merasakan kasih tanpa syarat.

Cara menjaga hubungan cinta platonis tetap sehat

1. Bangun komunikasi terbuka — Jangan takut membicarakan batas atau perubahan perasaan.

2. Jaga keseimbangan pribadi — Kedekatan tidak berarti kehilangan ruang masing-masing.

3. Hargai kejujuran dan ketulusan — Inilah fondasi utama cinta tanpa romansa.

4. Pahami bahwa cinta tidak selalu harus dimiliki — Kadang, cukup dirasakan dan dihargai.

Refleksi: Cinta tertinggi tak selalu berbentuk romantis

Cinta platonis mengingatkan kita pada makna sejati kasih sayang: kedekatan jiwa tanpa tuntutan fisik.

Dalam Symposium, Plato menulis bahwa manusia sejati akan terus naik dari cinta yang berlandaskan tubuh menuju cinta terhadap jiwa dan kebijaksanaan.

Di tengah dunia yang sering menilai cinta dari status atau tampilan, mungkin cinta platonis adalah bentuk kasih yang paling murni — tenang, dalam, dan abadi.

***

Halaman:

Editor: R. Heryanto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X