Minggu, 21 Desember 2025

60 Persen Anak Indonesia Tak Mampu Beli Susu: Program MBG Jadi Harapan Gizi Seimbang

Photo Author
- Sabtu, 31 Mei 2025 | 13:00 WIB
Potret Kepala BGN Dadan Hindayana yang mengklaim 60 persen anak Indonesia tak mampu beli susu. (Instagram/badangizinasional.ri)
Potret Kepala BGN Dadan Hindayana yang mengklaim 60 persen anak Indonesia tak mampu beli susu. (Instagram/badangizinasional.ri)

 

SUARAREMBANG.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali jadi sorotan publik. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyampaikan fakta mencengangkan soal kondisi gizi anak-anak Indonesia.

Dalam acara Peluncuran Pembangunan 1000 SPPG Pesantren, Dadan mengungkapkan bahwa 60 persen anak Indonesia sulit makan bergizi dan tak mampu beli susu. Data tersebut menunjukkan betapa seriusnya persoalan gizi yang tengah dihadapi.

Baca Juga: Kadin China Siap Dukung Program MBG, Target Bangun 1.000 Dapur Bergizi

“Kita tahu bahwa 60 persen anak Indonesia itu tidak pernah punya akses terhadap makan dengan gizi seimbang,” ungkap Dadan dalam siaran langsung di YouTube Syaichona TV, Jumat, 30 Mei 2025.

Dadan membandingkan menu harian anak-anak dengan menu yang ditawarkan oleh program MBG. Menurutnya, menu umum seperti nasi, bakwan, mi bihun, dan kerupuk belum cukup memenuhi kebutuhan gizi.

“Sementara yang disajikan di dalam MBG pasti selalu ada nasi, ada telur, ada sayur, ada buah, ada susu, jadi itu yang disebut dengan gizi seimbang,” jelasnya.

Baca Juga: Tekad Prabowo Ingin Siswa Makan Sehat dan Bersih, Ceritakan Paspampres Ikut Buka Sepatu saat di Dapur MBG

Ia juga menegaskan bahwa banyak anak tidak mengonsumsi susu bukan karena tidak tahu manfaatnya, tetapi karena tidak memiliki daya beli.

“60 persen anak Indonesia tidak pernah minum susu bukan karena tidak tahu, tetapi tidak mampu beli susu ya, seperti itu,” katanya.

Presiden RI pun menyebut program MBG sebagai langkah strategis. Tujuannya jelas: membentuk generasi emas 2045 yang sehat dan cerdas.

Dadan menekankan pentingnya menyiapkan sumber daya manusia sejak dini. Jika gizi anak-anak tidak terpenuhi hari ini, Indonesia bisa kehilangan peluang besar di masa bonus demografi nanti.

“Kalau tidak kita siapkan sekarang dengan memenuhi gizinya, makan dikhawatirkan SDM di bonus demografi nanti kurang baik,” tandasnya.

Program MBG bukan sekadar intervensi pangan, melainkan investasi masa depan bangsa.***

Editor: Achmad S

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X