kesehatan

Bahaya Pemanis Buatan: Studi Ungkap Otak Bisa Menua 1,6 Kali Lebih Cepat

Jumat, 5 September 2025 | 22:03 WIB
Foto ilustrasi gula - konsumsi pemanis buatan yang bisa memengaruhi kesehatan. (Freepik/fabikasimf)

REMBANG, suararembang.com - Pemanis buatan sering dianggap sebagai alternatif sehat pengganti gula.

Banyak orang memilihnya untuk mengurangi asupan kalori harian.

Baca Juga: DPR Pastikan Cukai Minuman Berpemanis Berlaku 2026, Tarif Masih Dikonsultasikan

Kandungan kalori yang rendah membuat pemanis ini populer di kalangan mereka yang ingin menjaga berat badan.

Namun, penelitian terbaru justru mengungkap fakta mengejutkan.

Studi dalam jurnal Neurology menemukan bahwa konsumsi pemanis buatan berlebihan berhubungan dengan percepatan penuaan otak.

Efeknya bisa membuat fungsi kognitif menurun lebih cepat.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 12.700 orang dewasa. Para peserta dipantau selama delapan tahun terkait kebiasaan konsumsi pemanis buatan.

Jenis yang diteliti antara lain aspartam, sakarin, asesulfam-K, eritritol, xilitol, sorbitol, dan tagatosa.

Hasil studi menunjukkan, mereka yang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah tinggi mengalami penurunan fungsi otak 62 persen lebih cepat.

Penurunan ini setara dengan penuaan otak sekitar 1,6 tahun lebih dini.

Makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan sering kali dikategorikan sebagai produk sehat.

Beberapa contoh di pasaran adalah yoghurt rendah kalori, minuman beraroma, soda diet, serta aneka dessert rendah gula.

Meski tampak aman, konsumsi rutin produk tersebut perlu diwaspadai. Studi ini membandingkan efek soda diet dengan minuman lain.

Halaman:

Tags

Terkini