Minggu, 21 Desember 2025

Angka Anak Tidak Sekolah Tinggi, Pemkab Rembang Gerak Cepat di 15 Desa 2025

Photo Author
- Kamis, 10 April 2025 | 17:00 WIB
Potret Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka yang tengah memberikan sekotak susu kepada anak-anak sekolah. (Instagram.com/@gibran_rakabuming)
Potret Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka yang tengah memberikan sekotak susu kepada anak-anak sekolah. (Instagram.com/@gibran_rakabuming)

REMBANG, suararembang.com – Angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Rembang masih tergolong tinggi. Menyikapi hal ini, Pemkab Rembang bakal gerak cepat menangani persoalan tersebut mulai tahun 2025.

Sebanyak 15 desa ditetapkan sebagai wilayah prioritas penanganan ATS. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menurunkan jumlah anak yang tidak mengenyam pendidikan.

Metode baru berbasis data siap diterapkan. Pemkab Rembang kini memanfaatkan sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk mendeteksi keberadaan ATS secara lebih akurat.

Baca Juga: Pemerintah Hapus Jabatan Pengawas Sekolah, Integrasikan ke Jabatan Fungsional Guru

"Untuk 2025 ini kita punya metode baru, agak beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dulu kita harus mendata per rumah, tapi sekarang sudah memakai aplikasi Dapodik untuk ATS ini," ujar Mochammad Arif Faizin, Sub Koordinator Pembangunan Sosial di Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Rembang, mewakili Kabid Sigit Purwanto.

Dapodik memuat data lengkap terkait anak-anak yang tak terdaftar di sekolah. Dari data itu, tim kabupaten akan turun ke desa untuk melakukan verifikasi dan pendekatan langsung kepada anak dan keluarganya.

Sosialisasi metode ini telah dilakukan sejak Februari 2024. Lalu pada Maret, operator desa mulai memverifikasi dan memvalidasi data ATS secara mandiri. Usai Lebaran, tim ATS dari Pemkab dijadwalkan turun langsung ke lapangan.

Namun, tantangannya tak sedikit. Banyak faktor membuat anak putus sekolah, mulai dari kurangnya motivasi, pernikahan dini, hingga kenakalan remaja.

“Rata-rata mereka tidak sekolah karena kurang motivasi, ada juga yang karena pernikahan dini, bahkan kenakalan remaja. Jadi pendekatannya memang harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing anak,” jelas Arif.

Selama tiga tahun terakhir, dari total 1.655 ATS di Rembang, sebanyak 405 anak berhasil kembali bersekolah. Sementara di 2024, dari 364 anak di empat kecamatan, 111 anak telah kembali ke bangku pendidikan.

Dengan langkah cepat ini, Pemkab Rembang berharap angka ATS bisa ditekan dan lebih banyak anak kembali mengenyam pendidikan di tahun-tahun mendatang. **

Editor: R. Heryanto

Sumber: rembangkab.go.id

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X