REMBANG, suararembang.com - Menjelang akhir 2025, isu baru tentang rekrutmen CASN 2026 langsung membuat tenaga honorer dan PPPK cemas.
Informasi itu menyebutkan bahwa pemerintah hanya membuka formasi CPNS, tanpa rekrutmen PPPK. Kabar tersebut cepat menyebar dan memicu banyak pertanyaan.
Isu itu memberi harapan bagi honorer yang ingin beralih menjadi PNS.
Baca Juga: HUT KORPRI ke-54 di Rembang: Bupati Harno Tegaskan ASN Harus Layanan Cepat, Jujur, dan Profesional
Namun, kekhawatiran juga muncul karena seleksi CPNS dinilai lebih berat dibanding skema PPPK.
Berbagai tokoh pendidikan akhirnya ikut memberikan pandangan.
Ketua Umum Aliansi Merah Putih, Fadlun Abdillah, mengaku sudah menerima kabar tersebut.
Ia berharap tenaga PPPK, termasuk pegawai paruh waktu, tetap diprioritaskan mengisi formasi CPNS.
Ia menilai pengalaman honorer dan PPPK menjadi nilai lebih dibanding lulusan baru.
Ketua Umum PB PGRI, Unifah Rosyidi, juga menyatakan menerima informasi serupa.
Ia menegaskan bahwa PPPK hanyalah tahapan awal penataan tenaga honorer.
PGRI sejak lama mendorong honorer untuk naik status menjadi PNS setelah proses penataan selesai.
Ia melihat fokus rekrutmen CPNS sesuai agenda organisasi untuk memperkuat kepastian profesi guru.
Dari pemerintah, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikdasmen, Nunuk Suryani, mendukung arah seleksi CASN 2026 yang dipusatkan pada rekrutmen CPNS.
Artikel Terkait
HUT KORPRI ke-54 di Rembang: Bupati Harno Tegaskan ASN Harus Layanan Cepat, Jujur, dan Profesional