Minggu, 21 Desember 2025

MPLS 2025 di Rembang Berlaku 5 Hari, Tekankan Pendekatan Ramah dan Bebas Perpeloncoan

Photo Author
- Selasa, 15 Juli 2025 | 16:14 WIB
Foto ilustrasi ayah mengantar anak ke sekolah - Kemendukbangga/BKKBN mendorong Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah. (Unsplash/kian zhang)
Foto ilustrasi ayah mengantar anak ke sekolah - Kemendukbangga/BKKBN mendorong Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah. (Unsplash/kian zhang)

 

REMBANG, suararembang.com - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2025 di Kabupaten Rembang mengalami sejumlah pembaruan penting. Tahun ini, durasi kegiatan MPLS bagi siswa baru jenjang SMP diperpanjang menjadi lima hari.

Selain itu, pendekatan yang digunakan lebih menitikberatkan pada kenyamanan siswa dan penguatan karakter sejak hari pertama.

Baca Juga: SPMB SMP 2025 Rembang Resmi Dibuka, Sekolah Favorit Langsung Diserbu Pendaftar

Menurut Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Rembang, Isti Choma Wati, perpanjangan waktu MPLS bertujuan memberi ruang lebih luas untuk membentuk karakter siswa. Sebelumnya, MPLS hanya berlangsung selama tiga hari.

"Durasi tahun ini lima hari, karena kita ingin memberi ruang lebih untuk penguatan karakter siswa, bukan sekadar pengenalan akademik," ungkapnya pada Senin (15/7/2025).

Ia menegaskan, pendekatan MPLS tahun ini bersifat ramah dan mendukung kenyamanan siswa baru. Guru, kepala sekolah, dan tenaga pendidik menyambut siswa baru dengan hangat, menciptakan suasana positif sejak awal.

"Dengan penyambutan yang ramah ini akan memberikan kenyamanan kepada anak-anak untuk sekolah. Jika nyaman, maka mereka senang. Kalau senang, mereka betah dan tidak terburu-buru ingin pulang," jelas Isti.

Untuk menunjang konsep ramah siswa, sekolah diminta menyediakan sarana yang layak. Beberapa aspek penting termasuk penempatan papan tulis yang mudah terlihat, fasilitas toilet yang dibedakan antara siswa laki-laki dan perempuan, hingga tempat wudhu perempuan yang tertutup agar lebih menjaga privasi.

"Tempat wudlu perempuan pun harus diperhatikan, dibuat lebih tertutup agar aurat mereka tidak terlihat dari depan musala," tambahnya.

Dindikpora juga menegaskan bahwa kegiatan MPLS harus bersih dari praktik perpeloncoan. Mereka aktif melakukan pemantauan ke sekolah-sekolah guna memastikan kegiatan berlangsung sesuai pedoman yang ditetapkan.

"Kami pantau langsung agar tidak ada penyimpangan. MPLS harus jadi momentum positif untuk membangun suasana belajar yang sehat dan menyenangkan," tegas Isti.

Dengan pendekatan ini, MPLS 2025 diharapkan menjadi awal yang baik bagi siswa baru dalam menempuh pendidikan di tingkat SMP.

Pendekatan ramah dan bebas perpeloncoan diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang aman, menyenangkan, dan membangun semangat belajar jangka panjang.**

Editor: Achmad S

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X