Lagi Penelitian Skripsi, Mahasiswi IPB Dikeroyok Satpam PT TPL Saat Lindungi Remaja Disabilitas
24 September 2025
Niat Feny Siregar (21), mahasiswi semester IX Fakultas Ekologi Manusia IPB University, untuk meneliti konflik agraria di Desa Sihaporas, Simalungun, justru berujung kekerasan. Ia dikeroyok oleh sekuriti PT Toba Pulp Lestari (TPL) saat tengah mendampingi Komunitas Adat Lamtoras.
Insiden itu terjadi pada Senin, 22 September 2025, ketika suasana damai mendadak berubah mencekam.
Ratusan pekerja TPL yang datang dengan delapan truk menyerbu kawasan adat. Naluri jurnalistik Feny membuatnya mendokumentasikan aksi pemukulan terhadap warga, namun hal itu justru menjadikannya target amukan.
“Saya dikejar-kejar pekerja TPL. Mungkin karena saya mengenakan jaket kampus IPB,” ujar Feny. Ia menuturkan bahwa dirinya dipukuli saat berusaha melindungi Dimas, seorang penyandang disabilitas, di dalam posko warga. Para pekerja menuduhnya sebagai provokator dari LSM.
“Saya sembunyi di posko yang juga hunian masyarakat adat. Saat pekerja TPL memukuli warga, saya juga dipukul. Mengira saya pihak LSM sebagai provokator, padahal saya sudah bilang mahasiswa. Kepala saya kena pukul kayu alat pekerja TPL,” katanya saat dirawat di RS Harapan, Pematangsiantar. “Waktu mereka memukuli saya, mereka bilang, ‘Kau provokator kan. Kau bukan mahasiswa, tapi kau dari LSM kan’.”
Dalam keadaan telungkup sambil membungkukkan badan untuk melindungi Dimas, kepala Feny ikut bengkak dan Dimas mengalami luka. Tidak hanya itu, dokumentasi yang ia ambil dipaksa dihapus.
“Video dan foto yang saya ambil pun disuruh hapus paksa,” tambahnya. Jaket almamater IPB yang ia kenakan juga diduga terbakar setelah posko kayu milik warga dibakar penyerang.
Peristiwa ini bukan hanya menimpa Feny, tetapi juga sedikitnya 33 orang warga termasuk perempuan, lansia, dan penyandang disabilitas yang terluka. Konflik agraria antara masyarakat adat Lamtoras dan PT TPL kembali menyisakan trauma sosial. (nf)