Bunda Corla juga menyoroti fenomena banyaknya lulusan baru yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena kurangnya pengalaman kerja.
Padahal, selama masa studi, mereka fokus pada pendidikan dan belum memiliki kesempatan untuk bekerja.
Persyaratan pengalaman kerja ini dianggapnya sebagai salah satu faktor yang memicu tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda Indonesia.
"Usia anak muda keterima kerja usia 20 atau di bawah usia 25 tahun, sementara persyaratan sudah punya pengalaman kerja. Bagaimana mau dapat pengalaman kerja jika selama ini dia sibuk menuntut ilmu?" tandasnya.
Menanggapi hal ini, Bunda Corla mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Ketenagakerjaan, untuk meninjau ulang dan menghapus persyaratan kerja yang dianggap tidak relevan dan memberatkan pencari kerja.
Ia berharap dengan adanya perubahan kebijakan, kesempatan kerja bagi generasi muda Indonesia dapat meningkat, sehingga mereka tidak perlu mencari peluang di luar negeri.
"Tolong bapak menteri tegaskan kepada semua perusahaan, tolong peraturan tadi yang soal usia, harus punya pengalaman di luar. Batas-batas ini harus dihapuskan, itu penting supaya tidak banyak pengangguran karena usia," kata Bunda Corla.
Pernyataan Bunda Corla ini mendapatkan banyak dukungan dari warganet yang merasakan hal serupa.
Banyak yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan pekerjaan di Indonesia karena persyaratan yang tidak masuk akal dan praktik nepotisme yang masih kental.
Fenomena #KaburAjaDulu pun dianggap sebagai bentuk protes dan pelarian dari realita sulitnya mencari pekerjaan di tanah air.
Dengan semakin maraknya perbincangan mengenai isu ini, diharapkan pemerintah dan para pemangku kepentingan dapat mengambil langkah konkret untuk memperbaiki sistem ketenagakerjaan di Indonesia.
Tujuannya agar generasi muda tidak lagi merasa perlu "kabur" ke luar negeri demi mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang layak.
***
Artikel Terkait
Kontroversi Dugaan Intimidasi Polisi terhadap Seniman: Dari Band Sukatani hingga Teater Butet Kartaredjasa