REMBANG, suararembang.com - Shalat hajat adalah salah satu shalat sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang memiliki keinginan atau harapan tertentu.
Dengan melaksanakan shalat ini, umat Muslim berharap agar Allah SWT mengabulkan permohonan mereka.
Berikut panduan lengkap mengenai shalat hajat, mulai dari niat, tata cara, hingga doanya.
Keutamaan Shalat Hajat
Shalat hajat dianjurkan bagi siapa saja yang sedang menghadapi kesulitan atau memiliki harapan tertentu, baik urusan dunia maupun akhirat.
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihayatuz Zain menjelaskan bahwa shalat hajat dapat menjadi solusi bagi mereka yang mengalami kesempitan dan menginginkan kemaslahatan dalam kehidupannya.
Jumlah Rakaat Shalat Hajat
Shalat hajat bisa dilakukan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat, dengan salam setiap 2 rakaat.
Meskipun 12 rakaat lebih utama, 2 rakaat pun sudah cukup memadai untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT.
Niat Shalat Hajat
Berikut niat shalat hajat:
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatal ḫâjati rak‘ataini adâ‘an lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: "Aku menyengaja shalat sunnah hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT."
Tata Cara Shalat Hajat
- Takbiratul Ihram, membaca doa iftitah.
- Membaca Surat Al-Fatihah di setiap rakaat.
- Membaca Surat Pendek, disarankan membaca Surat Al-Ikhlas dan Ayat Kursi.
- Ruku', i'tidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud seperti shalat sunnah pada umumnya.
- Salam setelah dua rakaat atau sesuai jumlah rakaat yang diinginkan.
- Membaca shalawat, lalu berdoa kepada Allah SWT.
Doa Setelah Shalat Hajat
Setelah selesai shalat, dianjurkan membaca doa berikut:
سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ العِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالمَجْدِ وَتَكَرَّمَ بِهِ، سُبْحَانَ ذِي العِزِّ وَالكَرَمِ، سُبْحَانَ ذِي الطَوْلِ أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَبِاسْمِكَ الأَعْظَمِ وَجَدِّكَ الأَعْلَى وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ العَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Subḫânal-ladzî labisal-‘izza wa qâla bihi. Subḫânal-ladzî ta‘aththafa bil-majdi wa takarrama bihi. Subḫâna dzil-‘izzi wal-kirami, subḫâna dzith-thauli as’aluka bimu‘âqidil-‘izzi min ‘arsyika wa muntahar-raḫmati min kitâbika wa bismikal-a‘dhami wa jaddikal-a‘la wa kalimâtikat-tâmmâtil-‘âmmâtil-latî lâ yujâwizuhunna birrun wa lâ fâjirun an tushalliya ‘ala sayyidinâ Muḫammadin wa ‘ala âli sayyidinâ Muḫammadin.
