JAKARTA, suararembang.com - Pada 1 Maret 2025, dunia pendakian Indonesia dikejutkan oleh kabar duka.
Dua pendaki wanita berpengalaman, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia setelah berhasil mencapai Puncak Carstensz.
Mereka dikenal sebagai "Ratu Pendaki" dan telah berusia 60 tahun.
Baca Juga: 5 Fakta Pendakian Fiersa Besari ke Puncak Carstensz: Perjalanan Ekstrem yang Berujung Tragedi
Keduanya tergabung dalam misi "Seven Summits" Indonesia, yang bertujuan menaklukkan tujuh puncak tertinggi di nusantara.
Setelah berhasil memasang plakat persahabatan di puncak, mereka mengalami gejala hipotermia akibat cuaca ekstrem. Sayangnya, nyawa mereka tidak tertolong.
Kondisi Pendakian di Puncak Carstensz
Pendakian ke Puncak Carstensz memerlukan persiapan fisik dan mental yang matang.
Medannya yang menantang dengan tebing curam dan cuaca yang tidak menentu membuatnya menjadi salah satu pendakian teknis tersulit di dunia.
Pendaki harus berhadapan dengan hujan lebat, kabut tebal, dan suhu yang bisa mencapai titik beku di puncaknya.
Keterampilan memanjat tebing dan penggunaan alat-alat pendakian khusus sangat diperlukan.
Selain itu, perubahan iklim global berdampak pada penipisan gletser di puncak ini. Fenomena ini menambah tantangan bagi para pendaki dan menjadi perhatian serius bagi komunitas ilmiah.
Puncak Carstensz, juga dikenal sebagai Puncak Jaya, adalah puncak tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut.
Terletak di Provinsi Papua, gunung ini menjadi magnet bagi para pendaki yang ingin menaklukkan salah satu dari "Seven Summits" dunia.
Fakta Menarik Puncak Carstensz
1. Gletser Tropis yang Langka: Meskipun berada di wilayah khatulistiwa, Puncak Carstensz memiliki gletser abadi.
Artikel Terkait
5 Fakta Pendakian Fiersa Besari ke Puncak Carstensz: Perjalanan Ekstrem yang Berujung Tragedi"