WONOSOBO, suararembang.com – Patung biawak raksasa di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Wonosobo, tengah ramai diperbincangkan warganet.
Patung setinggi 7 meter ini viral karena tampak sangat mirip dengan biawak asli, hingga banyak yang mengira menggunakan dana desa. Faktanya?
Patung itu dibuat oleh Rejo Arianto, seniman asal Wonosobo yang juga lulusan ISI Surakarta.
Ia mengaku butuh waktu sekitar 1,5 bulan untuk menyelesaikannya. Uniknya, sebelum mulai memahat, Rejo membeli dan memelihara biawak hidup untuk dipelajari langsung.
"Aku pelihara biawak sekitar dua bulan. Buat tahu karakter, gerakan, detailnya," ujar Rejo saat diwawancarai detikJateng, Rabu (24/4/2025).
Langkah itu diambil demi mewujudkan patung yang benar-benar hidup. Dan hasilnya?
Nyaris semua orang setuju, patung biawak itu tampak nyata, mulai dari sisik, bentuk kepala, hingga posturnya.
Patung ini merupakan bagian dari proyek "Krasak Menyawak", inisiatif Karang Taruna setempat dalam rangka Hari Lingkungan Hidup.
Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat soal pentingnya melestarikan satwa lokal.
Menariknya, dana yang digunakan untuk proyek ini bukan dari dana desa. Ketua Karang Taruna Selomerto, Ahmad Gunawan Wibisono, menegaskan sumber anggaran berasal dari program CSR dan bantuan dari pemkab.
"Desa tidak menganggarkan dana. Semua murni dari CSR dan dukungan pemerintah daerah," tegas Ahmad.
Patung biawak ini kini jadi ikon baru Desa Krasak. Kepala patung dibuat menoleh ke kiri, ke arah jalan.
Rejo menyebut, ini sebagai simbol keramahan. “Biawak ini seakan menyapa siapa pun yang lewat,” ujarnya.
Dengan semangat lokal dan sentuhan seni tinggi, patung biawak buatan Rejo bukan hanya viral, tapi juga menyampaikan pesan penting: jaga lingkungan dan kenali ekosistem sekitar.