Bikin Aplikasi Ojek Online Sendiri? Kenalan Dulu dengan Namma Yatri, Platform Gratis dari India

suararembang.com - Belakangan ini, jagat media sosial sempat ramai membahas keluhan para driver ojek online soal potongan biaya yang besar.

Banyak yang bertanya, “Kenapa tidak bikin aplikasi seperti Gojek sendiri?” Pertanyaan itu menarik untuk dijawab, apalagi jika melihat bahwa ternyata sudah ada solusinya.

 Baca Juga: Izin Gampil, Aplikasi Perizinan Online Rembang yang Mudahkan Warga Urus Izin Praktis

Sebuah aplikasi bernama Namma Yatri, berasal dari India, bisa menjadi inspirasi. Aplikasi ini mirip Gojek atau Grab, tapi bersifat open source dan bisa digunakan secara gratis.

Ini artinya, siapa pun bisa memodifikasi dan mengembangkan aplikasinya sesuai kebutuhan lokal.

“Nah tentu bikin Gojek/Grab sendiri ini PR-nya ga cuman sekedar bikin aplikasi ya, tapi kalau coba kita bahas dari sisi aplikasi dulu,” tulis Ariaseta Setia Alam di akun Facebook-nya.

Kode sumber Namma Yatri tersedia di GitHub (link), dan aplikasinya juga sudah ada di Google Play Store. Menariknya, model bisnisnya tidak memotong penghasilan driver sebesar 10–30% seperti yang umum terjadi.

Sebagai gantinya, driver cukup membayar biaya langganan tetap, misalnya Rp50.000 per bulan atau Rp5.000 per hari. Driver bisa memilih paket harian atau bulanan sesuai kenyamanan.

Keuntungannya? Berapa pun pendapatan driver, biaya tetap sama. Jadi jika sehari dapat Rp100.000, driver tetap hanya bayar biaya langganan.

Tidak ada potongan 10% yang biasanya bikin pendapatan berkurang signifikan.

Namun, ada sisi minusnya juga. Setelah bayar langganan, kalau driver tidak dapat order, bisa saja rugi. Maka sistem ini memang cocok untuk mereka yang aktif dan konsisten mencari penumpang.

Yang membuat Namma Yatri makin menarik adalah konsep open data yang diterapkan. Data transaksi ditampilkan secara real time.

Pengguna bisa melihat jumlah driver, jumlah transaksi, hingga konversi pencarian menjadi pesanan.

“Semua bisa lihat data transaksi secara real time... driver total dapat uang berapa, dari orang mencari sampai akhirnya jadi pesan berapa persen (Conversion Rate), bisa dicek,” lanjut Ariaseta.