Contoh Catcalling Sehari-hari yang Sering Dianggap Biasa, Padahal Pelecehan

SUARAREMBANG.COM - Catcalling adalah salah satu bentuk pelecehan verbal di ruang publik.

Meski sering dianggap candaan atau pujian, kenyataannya banyak korban merasa terganggu, takut, bahkan trauma.

Baca Juga: Satpam RSUD Rembang Terlibat Catcalling: Fenomena Pelecehan Verbal yang Perlu Diketahui

Sayangnya, banyak orang belum paham bahwa komentar atau siulan di jalan bisa dikategorikan sebagai catcalling.

Contoh Catcalling dalam Kehidupan Sehari-hari

Berikut ini beberapa contoh catcalling yang mungkin pernah kamu alami atau dengar:

Baca Juga: Heboh Dokter Gigi PPDS UI Rekam Mahasiswi Mandi, Kasus Pelecehan oleh Tenaga Medis Terus Bertambah

• “Mbak cantik, mau ke mana?”
• “Senyum dikit dong, sayang mukanya jutek.”
• Siulan atau panggilan seperti “cuit-cuit” saat perempuan lewat.
• “Wah, bajunya ketat banget, cocok tuh buat kamu.”
• “Body goals banget, nggak capek jadi cakep?”

Komentar-komentar di atas terdengar biasa saja, tapi bisa membuat korban merasa tidak nyaman.

Baca Juga: Kasus Pelecehan Seksual Dokter Kandungan di Garut Makin Terungkap, Korban Tak Hanya Pasien

Banyak perempuan memilih diam karena takut, bingung, atau tidak tahu harus bagaimana.

Mengapa Catcalling Itu Salah?

Catcalling menunjukkan sikap tidak menghargai privasi dan kenyamanan orang lain.

Tindakan ini tidak bisa dibenarkan hanya karena dianggap ‘sekadar bercanda’ atau ‘pujian.’

Korban bisa merasa tidak aman, malu, hingga mengalami gangguan psikologis jangka panjang.

Bagaimana Cara Menghadapinya?

Berikut beberapa cara menghadapi catcalling dengan aman:

• Tetap tenang dan hindari reaksi berlebihan.
• Pergi dari lokasi jika merasa terancam.
• Laporkan ke pihak berwenang jika terjadi di tempat umum.
• Jika aman, beri respons tegas seperti “Tolong jangan ganggu saya.”
• Catat atau dokumentasikan sebagai bukti jika perlu.

Catcalling bukan hal sepele. Siulan, komentar, atau godaan di jalan bisa berdampak besar bagi korbannya.